Senin, 22 Desember 2014

Selamat Hari Ibu

Saya mendapat postingan via bbm yang menurut saya sangat menyentuh hati, saya forward untuk menjadi pembelajaran kita,

"Selamat Hari Ibu"

Suatu sore di sebuah halte busway, terlihat seorg bpk dg 3 anaknya yg masih kecil2, sedang menunggu busway.

Ketiga anak itu berusia sekitar 8, 5 & 3 th. Anak terkecil  seorang putri, ia begitu cantik dlm dekapan sang bpk. Sedangkan kedua anak lainnya pria sedang asyik bermain2 kesana kemari.

Saat bus datang. Mereka pun masuk.
Lalu ke2 anak laki2nya beranjak dari kursinya & bermain petak umpet di sela2 tubuh org dewasa  didalam  bus. mereka berteriak girang.

Terlihat beberapa penumpang merasa terganggu dg tingkah anak2 tsb.
Hingga akhirnya ada seorg penumpang pria menyatakan protesnya ke sang bpk, "Pak,tolong anaknya di atur ya, disini penumpang jg ingin tenang, sdh capek kerja, eh pulang kok masih aja ada yg ganggu!!".

Lalu sang bpk menjawabnya dg senyum, "Maaf ya mas, ibu mereka baru saja meninggal sore ini di rumah sakit, dan saya belum mengatakan hal ini kepada mereka.

Nanti begitu sampai rumah saya akan katakan, biarlah mereka merasakan kegembiraan yg menjadi hak mereka, karena saya merasa mereka akan banyak kehilangan kegembiraan setelah tahu ibu yg biasa mengasuh & menyayangi mereka tlah tiada selamanya, mas tdk keberatan kan, kalau mereka bermain sebentar saja di bus ini?".

Mendengar apa yg disampaikan sang bpk, sebagian penumpang  terdiam & merenung, termasuk pria yg baru saja memperotes si bpk, tiba2 mereka teringat akan kasih sayang & kesalahan2 yg pernah mereka perbuat kepada ibunya.

Diam2 diantara mereka ada yg menggambil HPnya, lalu menulis, "Ibu apa kabar? besok pagi saya mau pulang menjenguk ibu. Maafkan segala salah saya, ibu"

Kemudian ia mengirimkan sms itu ke nomor ibunya, & berharap ia masih diberi kesempatan utk berjumpa dg ibunya besok.

Semoga bermanfaat  dan "Selamat hari ibu" serta berbahagialah anda yg masih mempunyai kesempatan utk bertemu Ibu...

Minggu, 14 Desember 2014

Minggu pagi di Khatulistiwa

04.30 wib, handphone  gw mulai berteriak pake nada dering khusus alarm yg smp sekarang gw msh gaptek gimana cara ganti pake lagu yg lembut, gw bergegas bangun, ambil wudhu dan shalat subuh. Alhamdulillahi badan terasa agak segar mgkn krn semalam gw tidur lebih awal, jam 8 malem dah ikut kereta pertama ke alam mimpi hahahaha.

Well, planning kegiatan pagi di minggu yg cerah ini, gw mo olahraga di stadion kota, cari alamat bengkel vespa terdekat dan ke tugu khatulistiwa sekedar pengen tau kayak apa bangunannya. Setelah ganti celana plus pake sepatu gw berangkat pake vespa kesayangan gw lewat jalan yg sebetulnya gw belum hapal benar, yaaah hitung2 sekalian ngapalin jalan. Ternyata banyak kegiatan di kota pontianak ini yg cukup menarik perhatian gw walaupun sebenarnya ga jauh beda sama kota2 besar pada umumnya;

Toll Kapuas, klo ada org pontianak bilang "toll" jangan kalian bayangkan jalan bebas hambatan yg lebarnya bisa buat parkir ratusan mobil, yang namanya toll di pontianak itu adalah sebuah jembatan penyeberangan yang melintas di atas sungai kapuas, menghubungkan pusat kota dengan daerah pontianak barat sampai ke siantan. Kenapa dinamakan toll, krn pada awal pengoperasiaannya jembatan ini memungut bayaran bagi pengendara yg mau menyeberang dengan membayar Rp150 bagi kendaraan roda 2 dan Rp 250 utk kendaraan roda 4. Saat ini toll tersebut dah ga memungut bayaran, entah mungkin karena sudah balik modal atau bahkan mendapat keuntungan hahahaha. Melintas di jembatan ini apalagi di pagi hari ternyata cukup menarik, bukan hanya kita dapat melihat lalu lalang kapal motor ataupun perahu nelayan, tetapi juga aktivitas masyarakat di pinggirannya yang terdiri dari bermacam etnis tetapi tetap rukun dan saling membantu. Jujur baru di pontianak gw liat ada salah satu etnis yg punya rumah dan melakukan aktivitas harian di pinggiran sungai, tanpa ada niat jelek tapi itulah kenyataan hidup.

Pasar Mawar, namanya aja mawar tapi menurut gw belum seindah mawar, tapi gw yakin dengan sedikit penataan dan rasa saling memiliki dr seluruh pemilik kios, pasar ini ga akan berantakan kyk sekarang, dan konsumen akan lebih nyaman berbelanja di sana.

Stadion, mgkn sama seperti senayan atau mandala krida di jogja, hari minggu begitu banyak masyarakat yg memanfaatkan tempat ini utk berolahraga, wisata kuliner bahkan untuk cuci mata dan mencari jodoh hahahahahaha

Bengkel vespa, kalo yg ini tempat favorit gw hahahahaha, bisa sharing dan mencari tau ilmu yg berguna buat ngerawat satu2nya harta berharga gw yg klo sampe gw jual, gw ga tau bisa beli lagi apa ga.

Tugu Khatulistiwa, terletak di pinggiran kota pontianak, menyeberangi dua sungai dan menyusuri jalan di pinggir pelabuhan sungai, terletak di sudut tikungan jalan menuju siantan. Terlihat biasa dan tampak sederhana, mgkn karena gw kesana masih pagi sehingga blm ada aktivitas pariwisata apapun, hanya beberapa tunawisma yg baru bangun dan membereskan "tempat tidur"nya.

Kembali ke rumah, melewati jalan lain sekedar blusukan mencari tahu seperti apa masyarakat pontianak pada umumnya, ada yg lagi kerja bakti, ada juga yg sibuk berbelanja, menemani anak bermain, utak atik motor, tapi ada satu yg menarik sekaligus mengejutkan gw...
Nenek nenek dengan asyiknya ngupil sambil duduk di teras rumahnya, ga peduli banyak org lalu lalang sambil melihat, beliau tetap cuek ngupil... Sesaat gw jadi ingat peristiwa ttg upil yg sampe sekarang klo dibahas pasti akan berbuah tampolan hahahaha (piss buat yg ngerasa).

Well, vespa gw pun mendarat dengan selamat di rumah, tepat jam 9.45 wib dengan banyak pembelajaran yg gw dapat pagi ini, untuk lebih memperkaya diri dan menjadi pribadi yg lebih baik lagi...

Love, Ride, Fly... It's a real life

Kamis, 27 November 2014

keep the spirit of JUPITERs

17 nov 2014

hari ini saya terbang 2x, mengajar siswa dan profesiensi KT-1B Woong Bee, actually tidak ada yg istimewa dari penerbangan hari ini, hanya saja salah satu siswa saya melaksanakan preparation menjelang check flight atau ujian akhir lah dari fase instrument flight yang sudah beberapa kali diajarkan dan dipraktekkan.

start engine, taxi out dan take off berjalan lancar sampai saya memasuki area 24M yang berbatasan dengan sungai progo, wates dan pantai selatan. exercises juga berjalan sesuai dengan step-stepnya sampai tiba saatnya saya harus kembali ke home base.

too bad, cuaca makin tidak bersahabat... jarum ADF sudah sejajar dengan arah pesawat dan mengarah ke landasan, tapi sesaat saya melihat ke depan, bentangan sang musuh bebuyutan (awan CB) makin besar dan melebarkan tubuhnya. sesaat saya coba untuk menerobos awan CB di depan, semakin mendekati goncangan semakin kuat, padahal pesawat ini belum masuk ke dalam awan. 

aaahhh, pikiran saya berkecamuk, satu sisi saya adalah instruktur penerbang, pilot paling jago lah kata orang hahahaha masa takut sama awan begituan???, tapi sisi lain diri saya bilang ini pembelajaran, dan pembelajaran bukan berarti harus jago, harus serba bisa, tapi bagaimana kita menimbang segala resiko yang ada sebelum kita mengambil suatu keputusan DENGAN CEPAT... 

fine... "siswa, i have control, biar saya yg pegang" seru saya sambil membalikkan arah pesawat menuju area sambil menghindari kumpulan CB yg terus menyergap sembari kontak ATC untuk request radar vectoring for ILS approach runway 09. akhirnya setelah perjuangan keras menembus CB yg lebih tipis, pesawatpun mendarat dengan selamat di landas pacu lanud adisutjipto. setelah selesai melaksanakan procedure shut down engine, saya ajak siswa saya utk debrief singkat, cukup beritahukan kesalahannya, kasih solusi utk perbaiki kesalahan dan siapkan diri utk check flight keesokan harinya.

18 nov 2014

hari ini saya duty SOF which is mean no flight, mungkin juga seterusnya, toh sprinlak utk menempati jabatan baru di Lanud Supadio juga sdh keluar, tinggal menunggu waktu keberangkatan saja. kesibukan memonitor seluruh penerbangan membuat saya lupa klo hari ini ada salah satu siswa saya yg sedang check flight sampai akhirnya ada bbm masuk dari duty sekbang  yg mengabarkan bahwa siswa saya lulus check. 

ada rasa bangga dan haru yg menyergap hati, saya punya siswa dan dia lulus check... memang bukan berarti saya instruktur yg jago atau pintar, bahkan siswa saya juga termasuk yg bagus skillnya, mgkn saya juga belum mumpuni utk jadi instruktur yang qualified, tapi di samping itu semua, saya bangga menjadi instruktur, saya bangga punya siswa, dan tidak ada yg lebih membanggakan lagi selain melihat mereka berdiri di lapangan jupiter menunggu ayah & ibunda atau keluarga menghampiri untuk menyematkan wing penerbang di dada kiri mereka...


keep the spirit of Jupiters
J-806



Senin, 24 November 2014

UAV squadron

Kantor baru gw niiiih....!!!!!

Hari kedua di satuan baru, ga ada yg istimewa siiih, seperti biasanya, suasana baru, rekan kerja baru, ruangan baru, rumah baru (klo yg dua terakhir memang bener bener baru meeen, gress!!! Lengkap dengan segala isinya ��������������).

Ga tau kenapa otak bisnis gw selalu jalan klo di tempat baru kayak gini, mulai mencoba cari info jual beli gadget sampai tanaman buah (efek mantan kaurdal liat lahan kosong) hahahahahahaha.

Apapun, ini adalah tantangan gw ke depan, Indonesia sudah saatnya bangkit dengan alutsista yg semakin canggih, gw sama sekali ga merasa terbuang, gw bangga di sini, mengawaki alutsista baru, surveilance broooo, pengintaian lah bahasa kerennya, dan gw merasa beruntung terpilih untuk mengawakinya. Ga semua penerbang bisa melakukannya, apalagi pesawatnya termasuk jenis baru. Yaaaaah, memang belum bisa bertempur macam predatornya USAF atau terbang lintas benua seperti global hawk, tapi gw yakin.....kita akan menuju kesana. Ibarat lo mau nyupir rubicon, lo harus belajar pake jimny dulu, meningkat ke escudo, lanjut opel blazer dan terrano.

Demikian juga UAV, mungkin belajar pake aeromodelling (klo ini gw dah katam lah), lanjut aerostar, mudah2an nanti kita akan berkembang meningkatkan kemampuan yg ga cuma pengintaian, tapi sampai dengan pertempuran udara pake UCAV...

Weeees, lanjut kurve & menanam bibit pohon dulu, kapan2 gw bahas habis ttg pesawat gw, sementara gambar dari internet dulu yaaaaa, biar penasaran....

J-806

Sabtu, 22 November 2014

Last saturday night at Jekardah

22 nov 2014

Boleh dibilang ini malam terakhir gw di jakarta, gimana ga?, besok pagi gw berangkat ke pontianak, menapaki tugas yg baru sebagai Danflight skadron udara ptta, yaaaah klo bahasa kerennya UAV. Ga ada lagi deretan gedung bertingkat sepanjang jalan ibukota, ga ada lagi kemacetan yg bikin kadar emosi dalam darah meningkat, apalagi klo vespa kesayangan gw disenggol orang, ga ada lagi debu dan polusi kendaraan yg kerap kali nyangkut di muka manis gw, ga ada lagi acara kepot-kepotan lawan bajaj yg gw mulai tau ke arah mana dia mau belok (biasanya cuma supir & Tuhan yg tahu mau kemana si bajaj belok).

Aaahhhh, banyak banget memang kenangan indah di ibukota ini, yaaa walaupun gw lahir dan besar di sini, tetep aja klo bukan karena TNI AU gw ga bakalan kenal seluk beluk ibukota tercinta ini, tau jalan-jalan tikus tempat melarikan diri dari kejaran polisi, sampe tempat cuci cetak foto 24jam di pelosok benhil...

Soooo, malam ini gw putuskan untuk menghabiskan malam keliling kota pake vespa... Ya pake apalagi selain vespa?? Mobil masih di jogja dan cuma vespa gw aja yg berhasil gw selundupkan diantara barang pindahan yg bisa gw titipkan pesawat Herkules dari jogja.

Jogja...yah jogjakarta, belum genap setahun gw berdinas disana setelah sebelumnya mengikuti pendidikan sekolah instruktur penerbang selama 6 bulan sejak Januari 2014 dengan berbagai lika liku kehidupan, intrik dan politik serta amarah dan dendam yg membara hahahahahahah��������...

(Sejenak gw jadi inget peristiwa lettu "D" vs dokter, lettu "D" skrg dah jadi kapten "D")

Jogja...kota yang memang penuh dengan kenangan, kota dimana gw memasuki dunia kemiliteran, kota dimana gw berjuang menggapai cita-cita, kota dimana gw mengenal cinta, dan entah berapa banyak kenangan yg terukir bersama tumbuh kembangnya kota yg memang istimewa ini. Banyak hal bakalan gw tinggalkan dari kota ini, ga ada lagi raungan pesawat latih yg berputar membentuk pola pattern di atas kota jogja, ga ada lagi "request vectoring ILS" gara gara dihadang awan CB pas mau balik ke aerodrome, ga ada lagi iseng2 suruh siswa sekbangnya squad jump karena menerobos pesawat yg lagi taxi in, ga ada lagi bbm dari siswa yg minta flight brief utk penerbangan besok, dan masih banyak hal yg memang sulit untuk dilupakan...

Selamat tinggal Jogjakarta, selamat tinggal Ibukota Jakarta
I love all both of you....

Senin, 17 November 2014

BBM oooohhhhh BBM

Senin malam 17 nopember 2014, tatkala saya tidak bisa memejamkan mata, saya putuskan untuk berkeliling kota jogjakarta sambil bernostalgia, menanamkan memori memori indah kota jogja yang kelak akan saya tinggalkan dalam beberapa hari terakhir...

Dengan mengambil rute yang sama seperti malam2 sebelumnya, saya mulai memacu mobil saya menembus kabut malam yang mulai turun seiring datangnya musim penghujan di kota pelajar ini. Satu, dua SPBU sudah saya lewati dengan kondisi yang sama, antrian panjang sampai tumpah ruah ke jalan padahal waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 wib, ada apa gerangan? Satu pertanyaan yang berkecamuk di benak saya... Akhirnya saya putuskan untuk berhenti sejenak di angkringan yang terletak tak jauh dr SPBU untuk mencicipi beberapa gorengan yang masih panas sambil memperhatikan suasana SPBU yang semakin penuh antrian.

Setelah beberapa waktu mengobrol dengan si empunya àngkringan, sayapun àkhirnya mengetahui bahwa antrian di SPBU tersebut disebabkan renc kenaikan harga bbm bersubsidi yang awalnya seharga Rp 6,500 menjadi Rp 8,500 perliternya...

Sejenak saya berfikir melihat begitu panjang antrian yg ada, mereka rela menghabiskan waktu istirahat malam untuk mengantri bbm yang hanya bisa mereka dapatkan maksimal 5 liter. Betapa tidak, tangki motor bebek maksimal hanya 4-5 liter saja yang kalau dikalikan Rp 2,000 berarti mereka harus menambah kocek sebesar Rp 10,000. Untuk sebagian orang mungkin uang sebesar itu tidàk terlalu berarti, tapi untuk banyak orang, terlebih masyarakat pedesaan seperti di jogja ini, uang sebesar itu sangatlah teramat berarti. Maka dari itu tidaklah mengherankan jika masyarakat rela mengantri sampai puluhan meter di jalan hanya untuk mengantri 5 liter bbm. Belum lagi mereka yang akhirnya dikalahkan oleh waktu, betapa tidak, saat mungkin tinggal satu antrian menjelang giliran mereka untuk mengisi bbm, waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 wib, alhasil mereka pun mendapatkan bbm dengan harga yang baru...

Sungguh ironis...., tapi inilah Indonesia, negeri tempat saya dilahirkan, negeri tempat saya bertugas, berkarya,  hingga saya bisa berkata dengan penuh kebanggaan...   SAYA  ANAK INDONESIA...!!!


Jogja, 18-11-2014

Di sela tugas Supervisor Of Flying

Sabtu, 15 November 2014

KISAH NYATA ARIF SI NARAPIDANA CILIK YANG CERDAS

Saya copy dari internet sebagai bahan pembelajaran...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Terus terang, meski sudah beberapa kali mengadakan penelitian Kriminal di LP, pengalaman kali ini adalah pengalaman pertama saya ngobrol langsung deng
an seseorang yang didakwa kasus pembunuhan berencana.

Dengan jantung dag dig dug, pikiran saya melayang-layang mengira-ngira gambaran orang yang akan saya temui. Sudah terbayang muka keji Hanibal Lecter, juga penjahat-penjahat berjenggot palsu ala sinetron, dan gambaran-gambaran pembunuh berdarah dingin lain yang sering saya temui di cerita TV.

Well, akhirnya setelah menunggu sekian lama berharap-harap cemas, salah satu sipir membawa seorang anak kehadapan saya.Yup, benar seorang anak berumur 8 tahun. Tingginya tidak lebih dari pinggang orang dewasa dengan wajah yang diliputi senyum malu-malu. Matanya teduh dengan gerak-gerik yang sopan.

Saya pun membaca berkas kasusnya yang diserahkan oleh sipir itu. Sebelum masuk penjara ternyata ia adalah juara kelas di sekolahnya, juara menggambar, jago bermain suling, juara mengaji dan azan di tingkat anak-anak.

Kemampuan berhitungnya lumayan menonjol. Bahkan dari balik sekolah di dalam penjara pun nilai sekolahnya tercatat kedua terbesar tingkat provinsi. Lantas kenapa ia sampai membunuh? Dengan rencana pula?

Kasus ini terjadi ketika Arif sebut saja nama anak ini begitu, belum genap berusia tujuh tahun.Ayahnya yang berdagang di sebuah pasar di daerah bekasi, dihabisi kepala preman yang menguasai daerah itu. Latar belakangnya karena si ayah enggan membayar uang 'keamanan' yang begitu tinggi.

Berita ini rupanya sampai di telinga Arif. Malam esok harinya setelah ayahnya dikebumikan ia mendatangi tempat mangkal preman tersebut. Bermodalkan pisau dapur ia menantang orang yang membunuh ayahnya.

"Siapa yang bunuh ayah saya!" teriaknya kepada orang yang ada di tempat itu.

"Gue terus kenapa?" ujar kepala preman yang membunuh ayahnya sambil disambut gelak tawa di belakangnya.

Tanpa banyak bicara anak kecil itu sambil melompat menghunuskan pisau ke perut si preman. Dan tepat mengenai ulu hatinya, pria berbadan besar itu jatuh tersungkur ke tanah. Arif pun langsung lari pulang ke rumah setelahnya. Akhirnya selesai sholat subuh esok paginya ia digelandang ke kantor polisi.

"Arif nih sering bikin repot petugas di Lapas!" ujar kepala lapas yang ikut menemani saya mewawancarai arif sambil tersenyum. Ternyata sejak di penjara dua tahun lalu. Anak ini sudah tiga kali melarikan diri dari selnya. Dan caranya pun menurut saya tergolong ajaib.

Pelarian pertama dilakukannya dengan cara yang tak terpikirkan siapapun. Setiap pagi sampah-sampah dari Lapas itu di jemput oleh mobil kebersihan. Sadar akan hal ini, diam-diam Arif menyelinap ke dalam salah satu kantung sampah. Hasilnya 1-0 untuk Arif. Ia berhasil keluar dari penjara.

Pelarian kedua lebih kreatif lagi. Anak yang doyan baca ini pernah membaca artikel tentang fermentasi makanan tape (ingat lho waktu wawancara usianya baru 8 tahun). Dari situ ia mendapat informasi bahwa tape mengandung udara panas yang bersifat destruktif terhadap benda keras.

Kebetulan pula di Lapas anak ini disediakan tape uli dua kali dalam seminggu. Setiap disediakan tape, arif selalu berpuasa karena jatah tape itu dibalurkannya ke dinding tembok sel tahanannya.

Hasilnya setelah empat bulan, tembok penjara itu menjadi lunak seperti tanah liat. Satu buah lubang berhasil dibuatnya. 2-0 untuk arif. Ia keluar penjara ke dua kalinya.

Pelarian ke tiganya dilakukan ala Mission Imposible. Arif yang ditugasi membersihkan kamar mandi melihat ember sebagai sebuah solusi. Besi yang berfungsi sebagai pegangan ember itu di simpan di dalam kamarnya. Tahu bahwa dirinya sudah diawasi sangat ketat, Arif memilih tempat persembunyian paling aman sebelum memutuskan untuk kabur.

Ruang kepala Lapas menjadi pilihannya. Alasannya jelas, karena tidak pernah satu pun penjaga berani memeriksa ruang ini. Ketika tengah malam ia menyelinap keluar dengan menggunakan besi pegangan ember untuk membuka pintu dan gembok. Jangan Tanya saya bagaimana caranya, pokoknya tahu-tahu ia sudah di luar. 3-0 untuk Arif.

Lantas kenapa ia bisa tertangkap lagi? Rupanya kepintaran itu masih berada di sebuah kepala bocah.Pelarian-pelariannya didorong dari rasa kangennya terhadap ibunya. Anak ini keluar dari penjara hanya untuk ke rumah sang ibunda tercinta.

Jadi dari Lapas tanggerang ia menumpang-numpang mobil Omprengan dan juga berjalan kaki sekian kilometer dengan satu tujuan, pulang!

Karena itu pula pada pelarian Arif yang ketiga, kepala Lapas yang juga seorang ibu ini meminta anak buahnya untuk tidak segera menjemput Arif. Hasilnya dua hari kemudian Arif kembali lagi ke lapas sambil membawa surat untuk kepala Lapas yang ditulisnya sendiri.

* Ibu kepala Arif minta maaf, tapi Arif kangen sama ibu Arif. * Tulisnya singkat.

Seorang anak cerdas yang harus terkurung dipenjara. Tapi, saya tidak lantas berpikir bahwa ia tidak benar-benar bersalah dan harus dibebaskan. Bagaimanapun juga ia telah menghilangkan nyawa seseorang.

Tapi saya hanya berandai-andai jika saja, kebijakan bertindak cepat menangkap pembunuh si ayah (secepat polisi menangkap si Arif) pastinya saat ini anak pintar dan rajin itu tidak akan berada di tempat seperti ini.Dan kreativitasnya yang tinggi itu bisa berguna untuk hal yang lain.

Sayangnya si Arif itu cuma anak pedagang sayur miskin sementara si preman yang dibunuhnya selalu setia menyetor kepada pihak berwajib setempat. Itulah yang namanya keadilan di negeri ini!

Semoga bermanfaat bagi yang membacanya .....
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan ....

Barakallahufikum ....

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

Sabtu, 25 Oktober 2014

GEMURUH “the JUPITERS” MENGHITAMKAN LANGIT SURABAYA PADA FLYPAST HUT TNI KE-69 TAHUN 2014


Prolog

Hari itu pada tanggal 7 Oktober 2014 merupakan hari yang tidak akan pernah dilupakan bagi segenap prajurit TNI yang terlibat langsung dalam rangkaian Upacara HUT ke 69 TNI yang dipusatkan di Dermaga Ujung Surabaya.  Sebanyak hampir 205 buah pesawat terbang TNI dari berbagai macam jenis dan tipe ikut ambil bagian dalam rangkaian upacara yang paling besar dalam sejarah TNI kali ini termasuk di dalamnya 24 pesawat latih TNI AU yang bersarang di Bumi Maguwo tempat lahirnya Sang Gatotkaca penjaga dirgantara nusantara.  Ketika tiba saatnya flypast dari pesawat latih TNI AU dengan Call sign Sierra Flight, kenangan seluruh hadirin akan teringat kembali pada tahun 1945 saat terjadinya penyerangan Pearl Harbour oleh tentara Jepang yang meluluhlantakkan hampir seluruh kekuatan Angkatan Laut Amerika Serikat pada saat itu.   Kenangan ini bukan hanya terkesan dari hadirin yang melihat secara langsung maupun dari siaran televisi, namum tercetus pula kata-kata dari seorang Kepala Staf Angkatan Udara yang menyatakan kekhawatiran dan kebanggaannya melihat penampilan dari para Jupiters yang melintas pada ketinggian yang sangat rendah dengan formasi massal yang baru pertama kali dilakukan.

Pendahuluan

Berawal dari informasi lisan yang disampaikan oleh Asisten Operasi KASAU Marsda TNI Bagus Puruhito di sela-sela kunjungan beliau ke Pangkalan TNI AU Adisutjipto Yogyakarta, pelaksanaan peringatan HUT TNI tahun 2014 akan diadakan di Dermaga Armatim Surabaya dan diselenggarakan secara besar-besaran sebagai wujud kebanggaan, rasa syukur dan terima kasih serta bentuk pertanggungjawaban TNI kepada Rakyat Indonesia yang selama kurun waktu 10 tahun terakhir telah mendapatkan penambahan dan modernisasi alutsista dari tiga matra yang ada.  Atas perintah Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, TNI akan mengerahkan seluruh alutsistanya dari setiap matra darat, laut maupun udara yang akan ambil bagian dalam kegiatan defile, Sailing Pass dan Flypast yang merupakan rangkaian kegiatan Dirgahayu TNI ini.   Pada kesempatan tersebut disampaikan pula keingian dari pimpinan agar penampilan flypast dari seluruh pesawat TNI AU dapat dilaksanakan dengan gagah dan bergemuruh.   Menyikapi hal tersebut, kami para instruktur penerbang di Lanud Adisutjipto mulai mempersiapkan diri dan melaksanakan latihan mass formation disela tugas rutin mengajar siswa Sekolah Penerbang TNI AU.

Jika latihan formasi sebelumnya paling banyak hanya terdiri dari empat pesawat sebagai bagian dari syllabus latihan yang memang diajarkan kepada siswa Sekolah Penerbang, dengan adanya rencana formasi besar-besaran ini kami mulai menambah jumlah pesawat anggota formasi secara bertahap sambil mencari bentuk mass formasi yang tepat dan aman serta tidak mengurangi keindahan bentuk formasi itu sendiri jika formasi yang akan dilaksanakan terdiri dari beberapa jenis pesawat latih, yaitu pesawat T-34 Charlie, G-120 TP Grob serta KT-1B Woong Bi. Latihan dimulai secara bertahap dan berkelanjutan dari mulai jumlah yang kecil hingga menjadi bentuk formasi besar seperti yang ditampilkan pada HUT TNI ke-69 pada waktu yang lalu. Setelah melewati beberapa kali latihan, akhirnya bentuk formasi yang kami pilih untuk pelaksanaan flypast nantinya yaitu bentuk formasi “diamond” dengan menggunakan sembilan pesawat T-34 C Charlie dan bentuk formasi “delta” dengan menggunakan masing-masing enam pesawat G-120 TP Grob di sebelah kiri dan kanan formasi diamond.  Fase latihan berikutnya adalah mensimulasikan flypast sesuai dengan yang ada di Surabaya baik Holding Point, Heading Attack dan Jarak dari Initial Point ke target yang disimulasikan berada di Shelter KT-1 B Woong Bi.  Dengan perencanaan yang matang dan profesionalisme dari seluruh member, maka tahapan latihan tersebut dapat dilaksanakan dengan aman dan lancar tidak ada kendala dan hambatan yang berarti.

Namun sungguh sayang, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, dua kejadian berturut-turut yaitu emergency landing pesawat AS-202 Bravo di persawahan sekitar Sukoharjo yang dipiloti oleh Mayor Pnb Surono dan emergency landing pesawat T-34 Charlie di Landasan Adisutjipto yang diawaki oleh Mayor Pnb Rully Surya langsung mengurangi kesiapan pesawat latih yang seyogyanya akan melaksanakan mass formation di Surabaya nantinya karena kedua jenis pesawat tersebut harus melaksanakan pemeriksaan khusus untuk mengetahui penyebab terjadinya kedua incident tersebut. Tetapi para instruktur tidak patah semangat, kami tetap melaksanakan latihan dengan sisa jenis pesawat yang ada, yaitu pesawat KT-1 B Woong Bi dan pesawat G-120 TP Grob. Setelah dilaksanakan pemeriksaan selama kurang lebih tiga minggu terhadap seluruh pesawat AS-202 Bravo dan pesawat T-34 Charlie serta diketahui penyebab terjadinya incident terdahulu, maka pesawat T-34 Charlie ditetapkan dapat diterbangkan kembali, sedangkan pesawat AS-202 Bravo masih menunggu keputusan  dari Mabesau. Hal ini tentu saja disambut gembira oleh para instruktur penerbang, karena dengan diperbolehkannya pesawat T-34 Charlie terbang kembali, tentunya kekuatan pesawat latih secara otomatis bertambah dan rencana mass formation yang akan dilaksanakan tidak terkendala oleh kesiapan pesawat yang ada dan latihan pun dapat kami lanjutkan kembali.

Persiapan

Minggu 28 September 2014, pada saat seluruh keluarga melaksanakan istirahat dari berbagai macam pekerjaan kantor, kami para instruktur penerbang berangkat menuju Lanudal Juanda dengan membawa total 34 pesawat latih yang terdiri dari 10 pesawat T-34 Charlie, 14 pesawat G-120 TP Grob dan 10 pesawat KT-1B Woong Bi yang terbagi dalam enam flight. Flight pertama dengan Call Sign Woong Bi Flight terdiri dari empat pesawat KT-1B Woong Bi dengan flight leader Mayor Pnb Putu Sucahyadi berangkat mendahului menuju Lanudal Surabaya. Flight berikutnya dengan call sign Jupiter flight terdiri dari 6 pesawat KT-1B Woong Bi yang akan digunakan oleh Jupiter Aerobatic Team dengan flight leader Komandan Skadik 102 Letkol Pnb Fery Yunaldi dan disusul Bravo flight terdiri dari 7 pesawat G-120 TP Grob dengan flight leader Komandan Skadik 101 letkol Pnb Onesmus GRA, serta Delta flight terdiri dari 7 pesawat G-120 TP Grob dengan flight leader Komandan Skadik 104 Letkol Pnb Rizaldy Efranza lepas landas meninggalkan Lanud Adisutjipto.  Flight berikutnya dengan call sign Charlie flight terdiri dari 5pesawat T-34 C Charlie dengan flight leader Mayor Pnb Sukarno dan ditutup dengan Mentor Flight yang membawa 5 pesawat T-34 C Charlie dengan flight leader Mayor Pnb Safeano Cahyo. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, seluruh pesawat dapat mendarat dengan aman dan menuju west scramble sebagai tempat parkir bagi pesawat-pesawat latih yang memang sudah disiapkan oleh pihak Lanudal Juanda.

Setelah beristirahat sejenak, seluruh instruktur melaksanakan konsolidasi untuk mempersiapkan kegiatan keesokan harinya.   Tempat posko dari para Jupiter mendapat alokasi dari komplek gudang yang berada di dalam bandara Juanda, sedangkan tempat dilaksanakannya video conference dan morning briefing di Joint Base Ops yang berada di sebelah selatan dari komplek Bandara Juanda.  Untuk akomodasi sendiri para Instruktur mendapatkan tempat yang sangat representatif di Hotel Bandara yang berjarak kurang lebih 20 menit perjalanan dari tempat posko.   Hari itu satu tugas telah dilaksanakan dengan aman dan lancar untuk membawa 34 pesawat dari Lanud Adisutjipto ke Lanudal Juanda, dan para Instruktur kembali ke Hotel untuk mempersiapkan kegiatan keesokan harinya. 

Teguran Langsung dari Kasau.

Tanggal 29 September 2014 pagi hari di seputaran Hotel Bandara sudah ramai dengan hiruk pikuk para Instruktur untuk persiapan menuju Joint Base Ops guna melaksanakan latihan gabungan pertama dalam rangkaian flypast HUT TNI 2014.   Tepat pukul 06.00 WIB acara dimulai dengan roll call yang dipimpin flight director Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Widyargo Iko Putro.  Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan Time Over Target dari tiap-tiap flight yang akan terlibat dalam flypast agar tidak terjadi salah persepsi pada saat seluruh pesawat telah mengudara.  Sesi berikutnya dilaksanakan paparan kesiapan dukungan penerbangan dari Airnav Surabaya dan Meteorologi yang dilanjutkan rencana penerbangan dari tiap-tiap flight. 

Penerbangan hari itu direncanakan dengan komposisi tujuh pesawat yang terdiri dari dua pesawat T-34 C, empat pesawat G-120 TP Grob dan satu pesawat KT-1B untuk mengetahui secara pasti holding point, “A” point, Initial point dan target serta lintasan yang akan digunakan pada saat pelaksanaan flypast nantinya.   Setelah waktu yang ditentukan tiba, seluruh pesawat member dari Sierra Flight melaksanakan start engine dan persiapan menuju holding point yang berjarak sekitar 42 NM dari Lanudal Surabaya.    Sesaat setelah semua pesawat mengudara, perjalanan menuju ke holding point tidak terdapat kendala yang berarti dari aspek cuaca dan seluruh pesawat dalam kondisi yang baik.   Hingga tiba saatnya flight Sierra meninggalkan holding point, seluruh pesawat mulai menempatkan sesuai dengan formasi yang sudah dilatihkan menuju ke initial point dan target. Profil yang dilaksanakan dengan maintain ground speed di 170 kts dan vario di 600 hingga 650 fpm.  Karena ini merupakan latihan yang pertama kali bagi Sierra Flight akhirnya diputuskan target altitude yang ditetapkan saat passing di 700 feet dengan mengambil track 2.  Selama penerbangan dari mulai target sampai landing tidak ada permasalahan yang berarti sampai kami mendapat informasi agar seluruh penerbang segera berkumpul di Mako Lanud Surabaya untuk mendapatkan pengarahan langsung dari Kasau yang mendampingi Panglima TNI menyaksikan geladi pada pelaksanaan HUT TNI 2014.   Ditengah-tengah pengarahan yang disampaikan Kasau, beliau sempat menanyakan siapa yang menjadi Flight Leader dari pesawat Latih TNI AU dan menanyakan apakah tahu kesalahan yang telah dilakukan pada hari itu.  Untuk sesaat ruangan di Lanud Surabaya hening sejenak dan Beliau memerintahkan agar segera melakukan introspeksi dan koreksi agar penampilan berikutnya dapat lebih baik.   Setelah dilaksanakan klarifikasi kepada panitia yang berada langsung di Dermaga Ujung Surabaya, ternyata kesalahan yang terjadi adalah altitude pesawat saat melintas masih tinggi dan kumpulan pesawat masih terlihat kecil.   Hal tersebut menambah semangat dan adrenalin kami makin meningkat untuk segera dapat menampilkan yang terbaik seiring dengan terbenamnya sang surya di bumi Surabaya.

From Zero to Hero ...

Latihan berikutnya dilaksanakan tanggal 1 dan 2 Oktober 2014 dengan komposisi kekuatan penuh yang terdiri dari 9 pesawat T-34 C, 12 pesawat G-120 TP Grob dan 3 pesawat KT-1B. Hal ini dilaksanakan agar seluruh member tahu persis rangkaian penerbangan yang akan dilaksanakan serta untuk melatih koordinasi, situation awareness, serta kecakapan terbang formasi dengan tetap memperhatikan flight lain yang juga melaksanakan formasi, tentunya dengan holding point dan ketinggian yang berbeda. Hal ini harus diketahui secara detail dan benar-benar diresapi terutama oleh para flight leader karena dengan sedemikian banyaknya pesawat yang akan melaksanakan flypast terdiri dari pesawat tempur, pesawat angkut berat, pesawat angkut ringan, pesawat intai maritim TNI AU dan TNI AL, pesawat latih TNI AU dan pesawat latih TNI AL serta Helikopter TNI AU, TNI AD dan TNI AL yang berjumlah ratusan pesawat tentunya sangat rawan terhadap accident jika tidak dilaksanakan dengan disiplin dan konsentrasi yang tinggi oleh para penerbangnya. Satu hal lagi yang menjadi pengalaman pertama bagi para Instruktur Penerbang adalah seluruh 24 pesawat masuk ke runway secara bersama-sama dan melaksanakan take off secara formasi per element.
Gladi bersih dilaksanakan tanggal 4 Oktober 2014 yang melibatkan seluruh unsur dalam pelaksanaan flypast dan rangkaian kegiatan dilaksankaan sama persis pada saat pelaksanaan di hari H tanggal 7 Oktober 2014.Pelaksanaan gladi peringatan berlangsung dengan lancar dan mendapat apresiasi positif dari KASAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, “kalian sudah sangat bagus, saya sangat bangga melihatnya, saya teringat peristiwa penyerangan Pearl Harbour melihat sekian banyak pesawat latih yang melintas di atas dermaga dengan raungan mesinnya yang membuat saya merinding, jangan ditambah lagi kengerian saya, cukup dipertahankan saja, kalian sudah benar-benar bagus”, demikian sepenggal sambutan beliau pada acara ramah tamah sekaligus doa bersama dengan seluruh penerbang TNI AU yang berada di Surabaya, membuat kami merasa bangga dan yakin bahwa kerja keras kami untuk mensukseskan peringatan HUT TNI kali ini memang tidak akan sia-sia.

Hari “H” jam “J”

Hari yang dinanti pun akhirnya tiba, selasa pagi 7 Oktober 2014, matahari bersinar cukup cerah mengiringi para member sierra flight yang bersiap melaksanakan mass brief terakhir di poskotis Wingdikterbang, bertempat di hanggar cargo terminal 2 Lanudal Juanda. Mayor Pnb Sukarno selaku flight leader membuka mass brief dengan diawali laporan kepada Kadislambangjaau Marsekal Pertama TNI Rasrendro Bowo yang berkenan hadir dan meninjau persiapan akhir sekaligus memberikan semangat kepada kami para member sierra flight. Tak lupa perwakilan dari Badan Meteorologi juga menyampaikan paparan kondisi cuaca terbaru serta prakiraan cuaca beberapa jam ke depan, dilanjutkan paparan dari pihak ATC yang menyampaikan kondisi terkini fasilitas pendukung bandara baik, runway, light, nav aid dan alat pendukung lainnya.

Setelah selesai melaksanakan mass brief, seluruh member melaksanakan pengecekan kesehatan dilanjutkan flight brief dari tiap elemen. Wajah tegang tampak jelas terlihat dari setiap member mengingat even besar sudah tinggal menunggu detik detik terakhir dari pelaksanaannya dan nama baik TNI AU serta keluarga besar Jupiter menjadi taruhan berhasil tidaknya misi kali ini. Beruntung beberapa instruktur mulai mengeluarkan guyonan-guyonan yang meredakan ketegangan kami, sehingga suasana hati yang memanas mulai dingin kembali. Hal inilah yang mungkin secara tidak kami sadari berkembang seiring pembelajaran sebagai seorang instruktur, dimana selain kami sendiri harus bisa menguasai diri dan emosi, kami juga harus dapat membawa suasana hati para siswa sehingga pelajaran dan ilmu yang diturunkan dapat diterima dengan baik oleh para siswa.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 wib, siaran televisi yang menyiarkan secara langsung upacara peringatan HUT TNI sudah memasuki pembacaan sambutan Presiden RI sebagai Panglima tertinggi TNI. Kami pun bergegas menuju ke pesawat masing masing untuk melaksanakan start sequence dari tiap-tiap flight. Tak lama keheningan pun dipecahkan oleh deru mesin turboprop dua puluh empat pesawat yang menyalakan enginenya secara bersamaan. setelah mendapatkan clearance, pesawat mulai taxi out melalui south taxiway menuju ke runway 10, melaksanakan run up dilanjutkan take off per element dengan interval waktu dua puluh detik. Setelah seluruh member take off dan mencapai safe altitude, satu persatu elemen flight melaksanakan join up ke Charlie flight dan bergabung menjadi Sierra flight. Setelah Woong Bi flight call safe dan on position, sierra flight continue climb menuju ketinggian 6000 ft sembari mengarah ke holding point dan kontak VCP untuk menunggu instruksi lebih lanjut.
Setelah beberapa kali melaksanakan holding, VCP memberikan instruksi agar sierra flight bersiap menuju point “A” untuk persiapan flypast. Seluruh member segera meningkatkan konsentrasi dan menstabilkan posisinya masing masing. Ketegangan kembali terjadi saat Kalong Flight call position 5 miles from poin “A”, jarak yang sama dengan sierra flight hanya berbeda ketinggian, awalnya sebagian besar dari kami observing ke atas, ternyata kalong flight berada di bawah kami sambil akselerasi kecepatan sehingga kekhawatiran kamipun menjadi berkurang. Tak lama berselang flight leader menginstruksikan agar kami bersiap mengurangi ketinggian menuju altitude 300 ft sambil tetap keeping position.  Setelah pesawat meninggalkan point “A” ketinggian pesawat sudah mencapai 1500 ft dan pandangan ke depan sudah mulai terlihat meskipun masih samar-samar.   Crain yang merupakan obstacle tertinggi di final sudah terlewati dan flight leader memutuskan untuk menurunkan ketinggian dari 800 ft ke 250 ft diatas permukaan air laut. Aba-aba dari flight leader yang memerintahkan pesawat steady... steady go... telah terdengar yang menginstruksikan seluruh pesawat tetap keep in position sesuai dengan jarak yang telah ditentukan.
Akhirnya detik-detik yang mendebarkanpun berlalu seiring kepulan asap yang keluar dari exhaust Woong Bi flight, tiga pesawat di posisi belakang dari sierra flight. Sesaat setelah Sierra Flight Passing terdengar suara dari Flight Director yang menyampaikan track dan ketinggian pesawat saat passing sudah sangat bagus.  Flypast berjalan dengan aman dan lancar, menghitamkan langit dermaga dengan raungan dua puluh empat pesawat latihyang diawaki oleh para instruktur penerbang TNI AU, para Jupiters yang membanggakan.
Kembali Ke Home of Jupiters Dengan Penuh Rasa Haru dan Bangga
Sehari berselang setelah perhelatan akbar tersebut, kami bersiap-siap untuk melaksanakan penerbangan kembali ke Home Base di Lanud Adisutjipto.   Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya penerbangan ini akan dilaksanakan sekaligus 34 pesawat yang akan membentuk formasi massal yang pernah ada sepanjang sejarah Wing Pendidikan Terbang.   Tepat pukul 09.30 WIB suara mesin turbo propeller satu persatu mulai terdengar ditengah panasnya Lanudal Juanda dan karena padatnya traffic yang ada baik untuk keberangkatan maupun kedatangan pesawat sipil, akhirnya pukul 10.10 WIB seluruh pesawat diijinkan untuk line up guna persiapan take off ke Pangkalan Induknya.   Pesawat mulai lepas landas per element meninggalkan runway dengan menyisakan banyak kenangan bagi para Instruktur Penerbang selama dua minggu terakhir.   Selama perjalanan menuju Lanud Adisutjipto beberapa moment sempat diabadikan oleh salah satu pesawat KT-1 B Woong Bi sebagai dokumentasi dan saksi dari sejarah perjalanan TNI pada masa mendatang.   Akhirnya satu-persatu pesawat kembali mendarat di Pangkalan Induknya dengan aman dan selamat.    Tatapan haru dan bangga dari para istri dan sang buah hati menambah suasana menjadi haru biru sesaat setelah para Jupiter keluar dari cockpit pesawat.  Dengan diakhiri acara syukuran dan doa bersama, selesailah tugas yang diamanatkan kepada para pengawal-pengawal dirgantara ini dengan aman, lancar dan tidak ada kendala yang berarti selama pelaksanaannya.

Minggu, 28 September 2014

My first solo flight

28-9-2014, penerbangan solo pertama saya sebagai member no 6 dari delta flight, bergerak sebanyak 7 pesawat dari lanud adi sutjipto yogyakarta menuju lanudal juanda surabaya.

Exactly ga ada yg istimewa, hanya saja saya menyadari "kesendirian" saya di ruang yang tak berbatas ini, menyerahkan seluruh hidup saya kepada Yang Kuasa, mempercayakan perjalanan saya kepada pesawat Grop G 120 TP , nomor registrasi LD-1208.

Beberapa hal yang saya dapatkan dari penerbangan kali ini:

- seberapapun lemahnya kita, jika kita berusaha maka kita akan mencapainya, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan kecuali kemalasan...

- sadarilah kekurangan diri kita, isi pengetahuan kita terutama ttg pesawat yang kita awaki, saat kita solo flight tidak ada satupun yang bisa membantu kecuali diri kita sendiri...

- percayalah bahwa Yang Kuasa tidak tidur, Dia akan selalu bersama kita dimanapun dan dalam keadaan apapun, jika Dia membiarkan kita dalam kesulitan, itu berarti Dia sedang menguji ketangguhan kita dan kita pasti bisa menyelesaikannya

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam lebih, akhirnya saya mendaratkan pesawat saya di Runway 10 lanudal juanda.

J-806

Rabu, 10 September 2014

roda kehidupan

kalau ada yang bilang hidup ini seperti roda kehidupan pastilah memang benar adanya, kadang kita berada di atas, disanjung, dipuja dan dipuji, terkadang kita pun berada di bawah, dicaci maki, diinjak-injak dan dicemooh.

namun jangan lupa, namanya roda kehidupan pasti akan berjalan di "jalan kehidupan" yang mulus, berkerikil, berbatu dan bahkan berlubang atau lebih parah lagi "jalan kehidupan" yang berceceran oli. bagi orang tertentu yang beruntung, saat berada di atas roda kehidupan kemudian masuk ke jalan kehidupan yang berceceran oli, roda itu akan berhenti berputar namun tetap berjalan di jalan kehidupan tersebut karena "slip" akibat adanya "oli" tersebut.
begitu juga bagi orang tertentu yang bernasib sial, sedang berada di bawah roda kehidupan, melewati ceceran oli yang panjang di jalan kehidupan, alhasil untuk beberapa waktu dia akan terus berada di bawah. 

aahhhh, namanya juga roda kehidupan yang berjalan di jalan kehidupan, jalani saja sambil bagaimana kita berinteraksi dengan roda-roda yang lain.....


J-806

jogja, 11 sept 2014
di sela tugas mengawasi penerbangan sebagai duty SOF

Selasa, 02 September 2014

Bidadari-bidadari kecil di "sayap ibu"

(insert foto saya ambil dari internet, Lina salah satu pengasuh di sana dan salah seorang bayi mungil yang dirawat disana)


Bbrp hari yang lalu putri pertama saya Nareshwari Callysta Adzra merayakan ulang tahunnya yang ke-5 tepat tanggal 30 Agustus 2014. tidak ada acara khusus ataupun pesta kecil utk memperingatinya, kami justru ingin mengajarkan kepadanya bagaimana mensyukuri nikmat Allah SWT dengan cara berbagi ke sesama.

Pilihanpun kami jatuhkan ke panti asuhan yayasan sayap ibu yang terletak di daerah gejayan, Yogyakarta, panti asuhan yang mengkhususkan diri untuk merawat bayi-bayi yang tidak diinginkan dan ditelantarkan oleh orang tuanya.

kunjungan ini merupakan kali kedua saya mengunjungi tempat ini, setelah sebelumnya saya bersama rekan mantan siswa instruktur berkunjung kesana. terbersit rasa haru saat saya memasuki panti asuhan ini, membayangkan nasib 22 anak usia 1 bulan sampai 3 tahun yang ditelantarkan orang tuanya lantaran tidak dikehendaki kehadirannya, entah karena memiliki cacat bawaan maupun hasil hubungan gelap kedua orang tuanya. 

Tuhan, bayi-bayi ini begitu lucu dan menggemaskan, kenapa orang tuanya begitu tega membuangnya??? 
aaahh, tidak sanggup lebih lama saya berada di tempat itu, adzan maghrib pun akhirnya memisahkan kami dan bayi-bayi mungil itu, bidadari-bidadari penjamin surga yang tidak pernah disadari oleh kedua orang tuanya...


Sabtu, 26 April 2014

33th my age 😇



sungguh suatu kondisi yang sangat tidak mengenakkan, betapa tidak... 26 April 2014, hari ini genap usia saya 33 tahun, tetapi apa daya sy tidak bisa pulang berkumpul dengan keluarga terutama anak2 yg pastinya sangat merindukan saya...

pukul 23:47wib, diujung jalan malioboro, Jogjakarta saya duduk sambil merenung, apa yg sudah saya lakukan selama ini? apa yang sudah saya persembahkan untuk orang2 yang saya cintai? apa yg sudah saya lakukan untuk negeri tercinta ini? banyak pertanyaan yg berkecamuk di benak saya...

tidak!! apa yg saya lakukan belum cukup, belum bisa membuat seorang kamto adi saputra berbangga karena telah berbuat sesuatu. di samping saya duduk sekumpulan anak2 "berada" yang sedang menikmati malam sambil bermain domino dan menikmati bir kalengan, sementara tidak jauh dari mereka seorang bapak tua renta sedang menggelar tikar usang di emperan toko bersiap untuk tidur, aaahhhh sungguh kondisi yg sangat ironis menurut saya.

ada rasa malu saat saya mencoba bertekad, tapi saya sadar bahwa semua berawal dari mimpi, berawal dari tekad yang kemudian kita aplikasikan dalam perbuatan...

saya harus bisa dan saya pasti bisa...
menjadi pribadi yang lebih baik
menjadi sosok yang lebih bijak
menjadi manusia yang lebih berguna
menjadi seorang kapten pnb kamto adi saputra seutuhnya, inshaa Allah...



malioboro, 26-4-2014
23:58wib

Senin, 21 April 2014

Wingday Sekolah Penerbang TNI AU A-85


Gemuruh sangkakala mengiringi langkahmu
disaksikan keluarga dan handai taulan
di lembah merapi dan merbabu
engkau awali pengabdian bagi bangsamu...

selamat datang di medan tugas adikku
semoga Sang Khalik senantiasa mengiringi kepak sayapmu...

sepenggal puisi di atas hanya sedikit dari ungkapan rasa bangga yang bisa saya keluarkan dari hati saya, atas keberhasilan adik2 saya menyelesaikan pendidikan sekolah penerbang di lanud adi sucipto. tiada kata selain ucapan syukur dan bangga sebagai senior, kakak dan calon instruktur penerbang karena dapat melihat keluarga adik2 saya menyematkan wing penerbang di dada anak-anak mereka. 

sekali lagi saya ucapkan selamat dan sukses, medan tugas menanti kalian, 

jadilah penerbang sejati, pengawal dirgantara nusantara Indonesia...





Minggu, 09 Februari 2014

Semua terjadi karena suatu alasan, catatan seorang calon astronot NASA

Aku menang karena aku kalah

catatan seorang calon astronot NASA
-------------------------------------------------------------------------------- 

Semua dimulai sebagai impian, aku ingin menjadi astronot, aku ingin terbang keluar angkasa. Tapi aku tidak memiliki”hal yang tepat”, aku tidak memiliki gelar dan aku bukan seorang pilot. Lalu terjadilah! Gedung putih mengumumkan pencarian warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51 * L pesawat ulang alik challenger dan warga itu adalah seorang guru. Pada hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington.

Setiap hari aku berlari ke kotak pos. Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabul ! Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku ! Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat NASA melakukan tes fisik dan mental. Saat tes selesai aku menunggu dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku. Aku akhirnya menerima pangilan yang telah lama ku dambakan dan kumohon dalam doa. NASA memilihku untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center.

Dari 43.000 pelamar, menjadi 10.000 orang dan akhirnya aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian terakhir. Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, eksperimen mabuk udara. Mana diantara kami yang melewati ujian akhir ini ? Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, aku berdoa. Aku sangat menginginkannya. Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih Christa McAufliffe. Aku kalah. Impian hidupku hancur. Depresi, rasa percaya diri lenyap dan rasa marah menggantikan kebahagiaanku saat aku mempertanyakan semuanya; Kenapa Tuhan, kenapa bukan aku ? Bagian diriku mana yang kurang ? Mengapa aku diperlakukan kejam ? Aku berpaling kepada ayahku, dia berkata, “Semua terjadi karena suatu alasan”.

Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran challenger. Saat pesawat itu melewati menara ladasan pacuan, aku menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan aku mau melakukan apa saja agar ada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku ? Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat challenger meledak dan menewaskan semua penumpangnya.

Aku ingat kata-kata ayahku, “SEMUA TERJADI KARENA SUATU ALASAN” Aku tidak terpilih untuk penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena rencana Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini. Aku memiliki misi lain dalam hidupku. Aku tidak kalah; aku seorang pemenang, Aku menang karena aku telah kalah. Aku masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena semua doaku tidak terkabulkan.





Rabu, 22 Januari 2014

persahabatan yg indah

Suatu waktu saya dan beberapa teman saya pergi ke Jogja IT Center untuk mencari software dan antivirus, setelah sampai disana kamipun berpencar mencari kebutuhan masing-masing dan tak lupa sepakat untuk bertemu kembali di foodcourt sekalian makan malam. setelah mendapat beberapa barang yang saya butuhkan, sayapun langsung menuju foodcourt untuk menunggu rekan-rekan saya sembari memesan nasi goreng seafood.

Dikala saya sedang menikmati makan malam, terdengar suara tawa dari meja di belakang saya yang walaupun tidak terlalu keras namun cukup memecah konsentrasi saya. Sejenak saya menoleh untuk melihatnya, dan ternyata memang beberapa remaja putri sedang menyantap makanannya sambil sesekali bercanda. selintas terlihat biasa saja dengan kegiatan mereka, namun setelah saya perhatikan dengan seksama, ada satu-dua orang yang menggerakkan tangannya seperti sedang menggunakan bahasa isyarat, 

yah.... benar sekali, mereka menggunakan bahasa isyarat kepada rekannya yang lain, sejenak saya tertegun, sungguh  sangat indah persahabatan mereka, tanpa memperdulikan status sosial, kekurangan atau bahkan cacat yang ada pada diri mereka atau teman2nya, mereka dengan sangat ceria dapat bersenda gurau ditengah orang2 yang mungkin masih memandang sebelah mata terhadap kecacatan mereka...

satu lagi pelajaran berharga yang saya dapat hari itu, semoga kita dapat memetik hikmahnya..... barakallah.

Yogyakarta, 22 Januari 2014