Sabtu, 27 Juli 2013

UNPREPARED FREE FALL & CDS DROP DI KEPULAUAN MENTAWAI


 

Malam itu tanggal 27 Oktober 2010, waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 wib, saya sudah bersiap untuk istirahat tatkala handphone saya berdering menandakan ada SMS yang masuk. Segera saya buka di inbox folder, ternyata Duty Ops Skadron Udara 31 yang mengirim pesan “Selamat malam, ijin menyampaikan misi dadakan esok hari duk jun free fall dan CDS dalam rangka bansos berdasarkan perintah RI-1 di kepulauan Mentawai. Crew Myr Pnb Rony / Kpt Pnb Anjoe / Ltt Pnb Kamto / Myr Nav Sudaryanto / Ltt Nav Feisal. Rute HLM – Sas/Mentawai – BIM – HLM. ETD 06.00 wib, briefing dilaksanakan pukul 04.00 wib, mmp terima kasih. Saya segera bersiap menuju kantor untuk melaksanakan persiapan awal, sesampainya di Skadron, sudah ada Mayor Rony dan Mayor Sudaryanto serta Letnan Feisal. Persiapan awal pun segera dilakukan mulai dari briefing koordinasi, plotting peta, GPS, serta menyiapkan slide brief untuk paparan esok pagi. Pada malam itu juga dilaksanakan pengepakan/rigging barang yang akan diterjunkan sebanyak 3000 kg yang terbagi dalam 8 bundel CDS masing-masing seberat 500 kg sejumlah 5 bundel, 1 bundel seberat 610 kg dan 2 bundel seberat 200 kg. Setelah selesai melaksanakan persiapan awal, kamipun kembali ke rumah masing-masing untuk melaksanakan istirahat.

Waktu menunjukkan pukul 03.45 wib tanggal 28 Oktober 2010, pagi yang cukup dingin di akhir Bulan Oktober setelah hujan yang cukup deras mengguyur kota Jakarta tadi malam. Awak pesawat, peterjun, personel PLLU, meteorologi dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 31 Letkol Pnb M. Iman Handojo dan dihadiri oleh Komandan Lanud Halim Marsma TNI M.Nurullah, serta Kaskoopsau I Marsma TNI Bagus Puruhito telah siap di ruang brief Skadron Udara 31 untuk melaksanakan briefing penerbangan dan penerjunan yang akan dilaksanakan pagi hari itu. Ada yang terasa lain pada briefing kali ini, karena misi penerjunan kali ini adalah “the real mission, bukan misi latihan yang biasa dilaksanakan oleh crew C-130 Hercules dimana rute, zona penerjunan dan profilnya sudah sering dilatihkan dan ditentukan. Pada misi kali ini kami hanya berbekal koordinat yang diberikan oleh rekan-rekan dari TNI AL yang sudah lebih dulu berada di lokasi bencana. Rencana penerbangan, profile serta rute hanya diplot dipeta dan GPS, tidak ada informasi mendetail tentang dropping zone yang akan dituju, “wah, seperti perang betulan nih…hanya bedanya kita ada di wilayah sendiri, bukan menyerang wilayah musuh” canda Komandan Lanud seraya membuka briefing pagi itu.


Setelah selesai melaksanakan briefing, kami segera menuju ke pesawat untuk melaksanakan crew brief, tak lupa cek kesehatan dan load master brief bersama peterjun yang akan melaksanakan  dropping di Kepulauan Mentawai. Menggunakan pesawat dengan nomor registrasi A-1321, dengan total loadment 8.800 kg yang terbagi dalam 8 bundel CDS serta 19 peterjun yang terdiri dari 15 personel Korpaskhas dan 4 personel Perbekud kami siap melaksanakan misi kemanusiaan tersebut. Tak lama berselang keempat engine T56-15A pesawat C-130 Hercules itupun bergemuruh memecah keheningan pagi, pesawat kemudian taxi out menuju landas pacu 24 untuk bersiap melaksanakan penerbangan. “Happy landing, semoga sukses dalam misi ini” salam Komandan melalui radio VHF dari mobil VCP melepas keberangkatan kami. Pesawat pun take off kemudian maintain runway heading sampai dengan 3 Nm HLM VOR dan join wishkey 19 lalu climbing menuju ketinggian 16.500 ft. Rute yang dilalui antara lain HLM-CKG-TKG-BKL-Pagai Selatan-Pagai Utara. Setelah melaksanakan penerbangan lebih kurang 1 jam 20 menit dan overhead BKL VOR, pesawat mulai descent menuju ketinggian 2500 ft untuk melaksanakan low pass di atas Kepulauan Mentawai sesuai dengan koordinat yang telah diberikan. Ternyata koordinat yang telah diberikan tepat berada di tepi pantai, daerah ini tidak dapat dijadikan dropping area dikarenakan pertimbangan keamanan. Akhirnya PIC (pilot in command) pada waktu itu mayor pnb Rony memutuskan untuk mencari lokasi penerjunan yang dirasa aman untuk personel free fall dan CDS, setelah berputar-putar sekitar 30 menit, kami akhirnya menemukan daerah terbuka yang dirasa aman untuk penerjunan, Dusun Purogout di Pulau Pagai Utara dan Dusun Minoai di Pulau Pagai Selatan. Saat melaksanakan low pass di Pulau Pagai Selatan, kami sempat bertemu dengan P-852 (pesawat cassa milik TNI AL) yang sedang melaksanakan free cargo drop di wilayah yang sama. Berkat komunikasi 2 arah yang baik, kami akhirnya memutuskan untuk melaksanakan dropping di Pulau Pagai Utara terlebih dahulu untuk menghindari collision dengan P-852. Setelah navigator selesai melaksanakan plotting, pesawat climbing ke ketinggian 4000 ft untuk melaksanakan personel drop. Peterjun segera bersiap menuju ramp door pesawat dan segera melompat sesaat setelah overhead diatas daerah sasaran yang baru ditentukan tersebut.

Setelah selesai melaksanakan free fall sebanyak 10 personel, pesawat descent ke ketinggian 600 ft di atas permukaan laut sembari melaksanakan holding untuk memberikan tenggat waktu bagi personel yang baru saja terjun untuk membuat tanda silang (X) dari kain berwarna orange sebagai dropping spot saat pelaksanaan CDS. Setelah selesai melaksanakan persiapan, pesawat mengambil final approach untuk melaksanakan CDS drop, load master dibantu dengan jump master telah siap di compartment pesawat untuk menerjunkan barang bantuan tersebut. Empat bundle CDS pun meluncur keluar dari pesawat dan parasut mengembang dengan sempurna mengantar bundle-bundel berisi makanan dan obat-obatan serta selimut bantuan dari Presiden RI menuju dropping spot yang telah disiapkan. Empat bundle CDS mendarat dengan sempurna dan segera diamankan oleh personel yang telah terjun lebih dulu dibantu masyarakat sekitar. Selesai di Dusun Purogout, pesawat melanjutkan penerjunan di Dusun Minoai, Pagai Selatan dan berhasil dengan sukses.

Beberapa saat setelah penerjunan, Presiden SBY dan Ibu Negara didampingi beberapa Menteri dan staf bertolak dari Bandara Minangkabau menuju Kepulauan Mentawai dengan menggunakan helikopter VVIP untuk melihat secara langsung keadaan masyarakat di daerah yang terkena bencana dan menyerahkan secara langsung bantuan obat-obatan, makanan dan selimut yang sebelumnya telah diterjunkan oleh pesawat C-130 Hercules TNI AU.

Dengan keberhasilan yang telah diraih pada pelaksanaan misi tersebut, Presiden SBY menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang besar, begitu juga para korban bencana, karena dengan adanya pendistribusian bantuan melalui CDS (Cargo Delivery System) seperti yang baru saja dilaksanakan, distribusi bantuan akan cepat sampai dan dapat menjangkau daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh kendaraan darat maupun kapal laut. Kamipun sebagai crew pesawat juga mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dimana misi yang dilaksanakan benar-benar diluar perencanaan sebelumnya, hanya berbekal koordinat yang diberikan, kami harus menelusuri dan mencari serta menentukan titik aman untuk melaksanakan penerjunan personel dan barang, dalam hal ini kami sebut sebagai “unprepared dropping zone”. Keberhasilan misi tersebut tidak akan dapat tercapai tanpa adanya latihan-latihan yang sering dilaksanakan sebelumnya serta adanya koordinasi yang baik antar satuan sehingga misi yang diberikan walaupun bersifat mendadak dapat dilaksanakan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar