JIWA KORSA
Banyak yang bilang kalau TNI/POLRI terkenal dengan yang namanya "JIWA KORSA". Dalam buku THE STUDY OF MAN tulisan Ralp Linton, L’ESPRIT DE CORPS adalah THE DEVELOPMENT OF CONSIOUNESS, AFEELING OF UNITY atau secara umum dapat diartikan semangat kesatuan, keakraban, kecintaan terhadap organisasi atau korps. jiwa korsa ini terdiri dari beberapa faktor, antara lain:
Setia. setia kepada sumpah, janji dan tradisi kesatuan serta kawan – kawan satu korps
Kesadaran. Terutama kesadaran bersama, bangga untuk menjadi
anggota korps.
Tidak mementingkan diri sendiri dan rela berkorban untuk kepentingan yang lebih besarKalau di masyarakat sipil (biasanya perkumpulan/genk/group band) terkenal dengan sebutan brotherhood.
Terlepas dari status sebagai penegak hukum dan penjaga kedaulatan negeri, TNI/POLRI tak ubahnya sama seperti organisasi/perkumpulan yang ada di masyarakat (cuma bedanya kalau TNI/POLRI yang bertindak atas nama jiwa korsa tentunya akan mendapat sorotan yang sangat tajam dari masyarakat dan terutama media).
Banyak contoh yang bisa kita ambil;
1. kalau kita memukul salah satu anggota genk motor, sudah barang tentu kawan-kawannya akan mencari si pelaku sampai ketemu, mengeroyok dan bahkan (kalau tidak ada yang mengingatkan) membunuhnya.
2. kalau ada seorang pelajar STM yang terkenal sebagai "penguasa jalanan ibukota" dipukul atau bahkan hanya senggolan dengan salah seorang pelajar lain, sudah bisa dipastikan satu sekolah akan menyerang sekolah lawannya.
3. coba anda senggol seorang anggota ormas kedaerahan atau salah satu organisasi front pembela, saya yakin 100%, anda akan berhadapan dengan kawan-kawannya.
4. atau kalau anda ingin terlihat agak ekstrim, coba anda pukul kepala salah seorang tukang parkir di mangga dua atau tanah abang, yakinlah umur mobil anda tidak akan lama, bahkan mungkin umur anda sendiri.
contoh-contoh di atas adalah contoh yang tidak baik, tapi tetap saja mereka akan beralasan "jiwa korsa" sebagai faktor pendorong perbuatan mereka. Yang kemudian jadi pertanyaan saya, kenapa mereka tidak mendapat sorotan seperti TNI/POLRI? apa karena mereka masyarakat sipil? apa karena mereka tidak dipersenjatai? tentu saja kalau bicara soal senjata, saya sendiri sebagai anggota TNI ngeri melihat adik-adik SMU dan STM berjalan gagah di tengah jalan sambil menenteng samurai dengan panjang lebih dari satu meter, atau anak SMP yang masih ingusan memutar gespernya yang sudah dimodifikasi menggunakan gear motor di udara untuk menantang sekolah lawannya. atau kalau sudah terjadi chaos antar penduduk kampung yang bertikai, tetap saja....ujung-ujungnya masyarakat meminta bantuan aparat TNI/POLRI untuk membantu mengatasinya.
sudah terbukti sejak jaman perang kemerdekaan, TNI berasal dari rakyat, untuk rakyat dan bersama rakyat membangun negeri tercinta ini, tentunya akan lebih indah lagi kalau jiwa korsa TNI/POLRI dan jiwa korsa masyarakat dapat menyatu lagi, tidak ada saling iri, tidak ada yang sok-sokan, tidak ada yang merasa jago. walaupun dalam hati kecil, kalau kasus seperti di hugo's cafe terjadi pada teman-teman saya, mungkin saya juga akan melakukan hal yang sama demi jiwa korsa, tapi dengan cara yang berbeda tentunya.
jujur, sebagai sesama anggota TNI, terkadang saya risih melihat oknum-oknum yang "sok-sokan" ataupun "merasa jago" di tengah masyarakat, dan tentu saja anda pasti ikut merasa jengah. tapi kembali lagi, itu hanyalah oknum, hanya segelintir orang yang berbuat seperti itu, masih banyak prajurit yang dengan segenap jiwa raga berbakti dan berkorban demi bangsa ini, hanya satu pinta kami....hargai kami, bantu kami mewujudkan Indonesia yang madani, kalau TNI/POLRI bergerak sendiri, niscaya semua itu hanyalah sebatas mimpi, mari buat semua itu menjadi kenyataan, menjadi suatu harmoni, bukan sekedar mimpi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar