Minggu, 09 Februari 2025

OPERASI DAGINg CINCANG (Contoh Hoax Yang Cerdas Dan Sukses)


 






-kisah mayat gelandangan yang mengubah jalannya Perang Dunia Kedua di Eropa-


Subuh, 30 April 1943, saat Perang Dunia Kedua tengah berkecamuk dengan hebatnya di Eropa, Antonio Rey Maria, seorang nelayan gurem yang biasa melaut di sekitar Huelva, sebuah kota pelabuhan kecil di Selatan Spanyol, menjalani hari itu dengan menjala ikan bersama teman-temannya.


Dalam keremangan subuh,  Antonio kaget karena ia melihat sebuah pelampung terombang-ambing mengarah ke perahunya. Setelah mendekat, nampaklah sesosok pria berusia sekitar 30 tahunan yang telah terbujur kaku. Beramai-ramai Antonio menarik mayat naas itu ke dalam perahu.  


Mayat memakai seragam Angkatan Laut Kerajaan Inggris (belakangan diketahui) dengan pangkat Mayor. Yang menarik, tangan kanan si mayat memakai sebuah borgol yang tersambung pada sebuah tas kerja hitam. 


Antonio segera tahu, isi tas itu pasti amat sangat penting sehingga si mayat –siapapun dia- tidak mau kehilangan tas dalam keadaan apapun!


Penemuan ini segera menggemparkan Huelva.  Polisi, pihak angkatan laut Spanyol dan dokter pun dipanggil. Semua ingin  tahu: siapa gerangan si mayat?  Apa penyebab kematiannya? Dan -tentu- apa gerangan isi tas penting itu? Termasuk Adolf Klaus, seorang mata-mata Nazi Jerman yang bertugas di pos Huelva.

 

3 BULAN SEBELUM PENEMUAN MAYAT.

Tentara Inggris dan Amerika tengah penuh semangat, pasalnya mereka berhasil mengalahkan Nazi Jerman di Afrika Utara, Jendral Erwin Rommel, sang Desert Fox, telah angkat kaki dan dipanggil pulang!


Tujuan berikut adalah: merebut Italia yang dikuasai diktator Mussolini yang merupakan sekutu Hitler. Penyerbuan akan dimulai dari Pulau Sisilia, pulau paling selatan Italia


Komandan Sekutu (Inggris dan Ameria) tahu benar, meski dengan 160.000 tentara pendarat, merebut Sisilia akan sangat sulit karena pulau itu dipertahankan oleh dua negara sekaligus! Italia dan Jerman!

Di sisi lain, Jerman juga tahu: Sisilia akan lebih dahulu diserbu, karenanya kekuatan pertahanan dilipatgandakan! 


Tak ingin head-to-head dengan kemungkinan jatuh korban yang besar, pihak Amerika minta pendapat Inggris. 

P.M Churchill  yang memimpin Inggris, segera minta saran pihak intelijen negara:  siapa tahu badan ini memiliki ide cemerlang untuk mengalihkan perhatian musuh. Dan inilah saran brilyan itu: 

 

BERITA HOAX!

Ian Flemming, anggota intelijen Ingggris, memberi 51 ide yang  ia tulis pada sebuah dokumen. Dan Churchill tertarik dengan ide nomor 28. Murah dan tidak membahayakan, tetapi kalau berhasil dampaknya luar biasa besar bagi Sekutu.


Flemming memang penuh dengan ide brilyan. Ia jugalah yang memiliki ide menciptakan tokoh super spy James Bond 007 yang terkenal hingga saat ini!


Ide nomor 28 adalah: menghanyutkan sesosok mayat (masih segar) ke area negara netral dimana terdapat agen musuh di sana. Mayat itu akan membawa “dokumen” (fiktif) super sensitif dan (amat) sangat rahasia, dalam sebuah tas tangan dan dikesankan sangat vital, sehingga harus dibawa dengan cara memborgolkan  tangan sendiri.


Churchill kertawa,  ia setuju, dan menyebut operasi pengecohan ini sebagai Operasi Daging Cincang! (kemungkinan karena melibatkan mayat!)


Dinas rahasia lalu bekerja cepat. Mereka segera menciptakan sosok fiktif  berusia sekitar 30 tahunan. Seorang tentara AL. 

Jangan terlalu rendah pangkatnya, karena ia membawa dokumen super rahasia. Sebab tidak mungkin dokumen peka itu dibawa oleh tentara berpangkat rendahan. 


Sebaliknya, juga jangan terlalu tinggi. Perwira dengan pangkat Kolonel ke atas tidak akan mungkin melakukan sendiri tugas lapangan. Musuh bisa curiga. Mayor lebih cocok. Perwira menengah.  Nama mister X adalah: William Martin.


Berikutnya:

Mencari sosok mayat yang masih segar!

 Waktu itu masa perang. Tentu tidak sulit. London di bom setiap malam, ada banyak mayat berserakkan setiap hari, tapi mencari mayat yang utuh bukan perkara mudah. 


“Beruntung” masuk laporan, seorang gelandangan asal Wales yang menganggur, bokek, tanpa sanak famili dan orang tua, dikabarkan mati bunuh diri dengan minum racun tikus. Tubuhnya masih utuh. Dan usianya sekitar 30-an!

Ini cocok dengan sosok William Martin!


Dokumen pelengkap segera disiapkan: seperti dompet berisi potongan tiket bus, ktp, kartu tentara, kupon ransum makan, kupon ransum celana dalam dan lain-lain. Lengkap juga dengan uang tunai, surat berhutang pada bank sebesar 79 poundsterling, 19 shilling (lengkap dengan cap dan tandatangan direkturnya)


Terakhir: Cewek!

Mustahil seorang mayor tanpa kehidupan pribadi. Mister X ini lalu dibuat seolah-olah punya cewek dan sudah bertunangan!

Dipilihlah salah satu dari deretan sekretaris yang bertugas di dinas rahasia yang memiliki wajah cantik: Jean Leslie. Ia akan berperan sebagai Pam, pacar ‘pak Mayor’


Jadi, kantong pak Mayor fiktif ini dipenuhi dompet,  surat cinta, foto diri  ‘Pam’ dan selembar bon pembelian cincin tunangan dari sebuah toko perhiasan terkenal di London seharga 53 Pound, 6 Shilling! 

Oh ya, agar lebih menyakinkan, Pak Mayor juga mengantongi segepok kunci rumah, seolah-olah mengesankan ia tugas mendadak, dan tinggal sendirian!

Komplet.


Terakhir, dokumen penting yang ada dalam tas kerja:

(ini akan membuat mata Hitler melotot! Seolah-olah Inggris dan Amerika akan menyerbu -bukan ke Sisilia- tetapi dimulai dari Yunani!)

Dokumen lengkap dengan surat perintah dari (seolah-olah) Komando Tertinggi tentara Inggris di London kepada komandan tertinggi tentara Inggris di Afrika Utara, lengkap dengan tandatangan, cap dan segel kerajaan!

Tak lupa, pihak Amerika sendiri juga (seolah-olah) menyetujui dan mendukung operasi.


Menyertai dokumen adalah berlembar-lembar kertas yang berisi keterangan jumlah tentara (dari divisi mana saja), kapal yang dipakai, kendaraan, tank, senjata, lengkap dengan foto-foto  pantai pendaratan di Yunani. 

Tanggal penyerbuan: 8 Juli 1943!


Setelah lengkap, mayat Pak Mayor dibawa ngebut dari London menuju suatu pangkalan Kapal Selam Inggris di Skotland. Dari sana ‘Pak Mayor’ menumpang kapal selam HMS. Seraph bernomor lambung P219, menuju selatan Spanyol!

Dan dengan cerdik kapten kapal Bill Jewell mendekati Huelva, dimana dinas rahasia Inggris tahu, disana setiap subuh berlangsung kegiatan nelayan dan –tentu saja- tinggal seorang mata-mata Nazi Jerman.


Begitulah, Mayat Pak Mayor ditemukan oleh Antonio Rey Maria (padahal mayat segaja dihilirkan oleh anak buah Bill Jewell agar mudah ditemukan) dan dibawa ke ruang otopsi.


Agar hoax lebih mantap, dinas rahasia Inggris mengirim pesan rahasia (pesan dibuat seolah-olah rahasia, tetapi sebenarnya sengaja dibuat mudah disadap oleh dinas rahasia Jerman):


"Kepada Konsulat Jendral Inggris yang bertugas di Huelva, Spanyol. Beritanya:

“RAHASIA. Seorang kurir penting, Mayor AL, kecelakaan pesawat, hilang di sekitar Spanyol Selatan. Membawa dokumen super sensitif! Temukan dengan segera dan selamatkan dokumen!”

Petugas Konsulat Inggris bergerak dengan menyolok, seolah-olah sedang mencari berlian yang hilang. Mata-mata Jerman tersenyum penuh kemenangan. 


Posisi pimpinan Spanyol, Jendral Franco, yang lebih memihak pada Hitler, membuat “perjalanan” dokumen penting itu jadi ‘mudah’.


Diam-diam tas kerja ‘Pak Mayor’ telah diterbangkan secara khusus ke Berlin untuk di teliti.  Dan tak butuh waktu lama bagi dinas rahasia Jerman untuk membubuhi stempel: sangat dipercaya dan layak ditindaklanjuti!


14 hari setelah ‘Pak Mayor’ dinyatakan hilang, tas kerja itu sudah sampai di atas meja kerja kantor Adolf Hitler di Berlin!

Sangat disayangkan memang, dinas rahasia Jerman tidak membuat ‘second opinion’ -Pilihan Kedua- misalnya, dangan mengotopsi ulang mayat ‘Pak Mayor’ dimana di lambungnya dapat dengan mudah diketemukan racun tikus mematikan.

“Pak Mayor” sebenarnya mati karena racun dan bukan karena tenggelam di laut!


Apa boleh buat, Hitler termakan oleh isi dokumen. Ia kaget luar biasa membaca isi ‘dokumen’ : ternyata sasaran Inggris dan Amerika berikut adalah Yunani dan bukan Sisilia!


Perintah baru, karena panik, segera diberikan.

Benar penilaian Churchill, orang  Jerman itu tidak punya selera humor, kaku dan patuh luar biasa. Kepatuhan yang bisa membangun sekaligus juga merusak!

Mereka tetap percaya tanpa banyak bertanya, sekalipun pimpinan tersebut salah mengambil keputusan!


Kantor rahasia -Bletchley Park- di utara London, Inggris, yang bertugas menyadap SELURUH  lalu lintas pesan rahasia Jerman dari mulai Hitler sendiri sampai kepada tentara di lapisan paling bawah, hari itu meledak oleh suatu sukacita yang meluap. Tepuk tangan, teriakan kemenangan membahana. Semua karena berita ini: Hitler memerintahkan memindahkan seluruh divisi Panzer (tank berat) yang ada di Perancis -sekitar 90.000 orang- sesegera mungkin menuju Yunani! 


Jumlah itu masih ditambah 100.000 tentara dari Sisilia dan Italia. Semua menuju Yunani!

Negara kecil itu ‘meledak’ dengan seketika, karena tadinya hanya ada satu divisi (20.000-30.000 orang) tentara Jerman yang tugas di sana! 

Sekarang, jumlah itu membengkak menjadi 8-9 divisi!

Tanggal 7 Juli 1943, tentara Jerman sudah bersiap di Yunani dan menanti pendaratan tentara Inggris dan Amerika ( yang ternyata TIDAK PERNAH mendarat di sana)


Pagi tanggal 9 Juli 1943, serbuan sebenarnya dilakukan: Sisilia! Perlawanan tak begitu brutal. 160.000 menyerbu bak air bah. Dan tentara musuh yang menyambut sudah berkurang banyak!

Bila dalam hitungan sebelumnya, dikhawatirkan jatuh korban lebih dari 10.000 orang, maka, karena peran “Pak Mayor” jatuh korban hanya 1.400 orang. 

Kapal yang tenggelam pun hanya belasan jumlahnya, padahal Sekutu tadinya memperkirakan 300-an kapal akan tenggelam!


50 tahun berlalu, karena perang sudah lama berakhir,  pihak Keamanan Dinas Rahasia Inggris pun merilis jati diri ‘Pak Mayor’ atau mayat gelandangan yang sebenarnya: dia adalah Glyndwr Michael. Seorang yang mengalami kepahitan di masa hidupnya, tetapi “hebat” setelah menjadi mayat!


Pada nisan makam bernomor: 886 di Pemakaman Umum di Huelva tertulis: Disini dimakamkan Glyndwr Michael yang telah berperan sebagai “Mayor William Martin”, anggota AL Inggris.

Penyerbuan Sisilia yang sukses membuat peta perang dunia kedua berubah drastis. Mussolini tumbang dan Italia bebas dari tirani Fasisme, semua berkat peran mayat seorang gelandangan!

Aneh dan kocak, tapi nyata!


(Disadur dari Gunawan Wibisono)


MENGURAI MEMORI YANG TERENDAP BAKTI

10 Februari 2025,


Setelah hampir 6 tahun saya tidak membuka blogspot, ternyata masih ada draft postingan yang belum sempat saya publish.


Banyak kejadian, pengalaman berharga dan tentunya pelajaran yang saya dapat dalam rentang waktu tersebut. Pastinya akan menjadi sebuah tulisan yang menarik yang dapat saya share ke kalian.


just wait, I'm still collecting all the memories....




Pam Ibukota Menjelang Pelantikan RI-1

Belum selesai pelaksanaan tugas penanganan karhutla di Bumi Lancang Kuning, Pekanbaru, Riau, kami mendapatkan tugas berikutnya, yaitu berangkat ke Ibukota Jakarta untuk melaksanakan tugas pengamatan dari udara.
 
Tanggal 22 September 2019 kami berangkat ke Jakarta, menggunakan 3 sorti C-130 Hercules TNI AU. Sesampainya di Jakarta, kami langsung melaksanakan penggelaran perlengkapan agar dapat segera terbang. Kebetulan pada hari yang sama, ada aksi demonstrasi di Gedung DPR/MPR yang dilakukan oleh adik-adik mahasiswa se-Indonesia yang menolak RUU KPK dan RUU PKS.
 
Aaaah, saya memang tidak terlalu peduli dengan aktivitas politik negeri ini, yang penting situasi tetap aman terkendali dan kedaulatan wilayah udara nasional tetap dapat dijaga dengan baik, alutsista TNI AU diperbaharui, dilengkapi dan dimodernisasi dengan teknologi terkini. Sederhana bukan?
 
Setelah melaksanakan preflight, kami segera terbang menuju ke sekitar Gedung DPR/MPR, memantau situasi terkini dan melaporkan ke komando atas mengenai perkembangan situasi dan pergerakan massa yang mendekati area gedung secara “real time”. Menjelang sore, terjadi eskalasi massa yang datang dari berbagai penjuru Ibukota. Aparat dibuat kebingungan dengan kehadiran adik-adik STM yang terkesan memanfaatkan situasi demonstrasi untuk melaksanakan “balas dendam” terhadap aparat kepolisian yang selama ini menjadi musuh bebuyutan mereka saat tawuran, belum lagi massa “tak dikenal” yang sepertinya sengaja dikerahkan untuk memancing keributan. Panglima TNI memerintahkan untuk terus memonitor pergerakan massa sampai dengan selesai. Titik-titik pengumpulan massa dilaporkan dan ditandai sehingga lebih cepat monitoringnya. Total, kami melaksanakan penerbangan hingga pukul 02.00 wib dinihari, termasuk juga keesokan harinya. Semua data rekaman video tentang situasi sejak awal hingga berakhirnya kerusuhan kami serahkan ke komando atas untuk didalami sehingga bisa diketahui para provokator dan aktor-aktor di balik aksi tersebut.
 
=====================
 
“Panasnya” aksi demonstrasi tersebut memunculkan berbagai reaksi dan opini dari masyarakat, ada yang mendukung tindakan represif dari aparat kepolisian, ada pula yang tidak setuju dan mengutuk tindakan kasar mereka. Namun, satu hal yang harus kita sadari bahwa tindakan aparat tentunya sudah berdasarkan SOP penanganan aksi unjuk rasa yang sudah ditetapkan, sedangkan unjuk rasa yang disertai pelemparan batu, pembakaran ban dan tindakan kasar lainnya (termasuk yang terbaru, melempar petugas dengan kotoran manusia) tidak ada dalam SOP aksi unjuk rasa.
 
Beberapa hari pasca aksi unjuk rasa, beredar video yang memperlihatkan iring-iringan panser dan kendaraan berat lainnya melintasi jalanan Ibukota. Opini liar masyarakat pun beredar dan menjadi viral di berbagai media sosial, Pemerintah melalui TNI mendatangkan berbagai alat berat untuk mengantisipasi aksi unjuk rasa susulan. Ada pula caption liar di Twitter yang menyebutkan “Ini rakyat sendiri mau diperangi??? rezim apa ini???”, ada juga yang bilang “TNI yang berasa dari rakyat, malah mau memerangi rakyat yang sedang menyuarakan aspirasinya”. Dan sayangnya, opini-opini liar tersebut malah dihembuskan oleh public figure, pejabat negara dan selebtwit dengan follower puluhan, bahkan ratusan ribu.
 
Saya yang kebetulan sering menjelajahi “twitterland” menjadi cukup gemas dengan adanya opini-opini tersebut. Setelah berkoordinasi dan meminta ijin senior-senior terkait, saya pun ikut melaksanakan “operasi informasi”, membuat counter opini tentang pergerakan peralatan tempur TNI yang selama beberapa hari terlihat melintas di jalanan Ibukota Jakarta. pergerakan mereka bukanlah untuk antisipasi unjuk rasa seperti yang diopinikan di media sosial, melainkan dalam rangka persiapan upacara dan perayaan HUT TNI yang diperingati setiap tanggal 5 Oktober. Sayangnya, para selebtwit yang terlanjur melempar opini liar ini tidak mau menghapus, apalagi meminta maaf tentang opini liar mereka yang salah dan terlanjur mempengaruhi masyarakat banyak.
 
Bagaimanapun juga, “show must go on”. Dan inilah yang menjadi penyemangat kami, bagaimanapun juga, acara peringatan HUT ke-74 TNI ini harus tetap berjalan dengan sederhana namun penuh khidmat dan kemeriahan yang jauh dari kesan mewah. Dan الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ, puji syukur kepada Sang Maha Kuasa, perayaan berjalan dengan aman, lancar, sederhana, dan khidmat.
 
=====================
 
Keberhasilan dua event sebelumnya sangat diapresiasi oleh pimpinan TNI. Hasil olah data dari pengamatan udara sangat membantu instansi lain untuk mengetahui kronologis dari tiap kejadian, terutama yang berhubungan langsung dengan gesekan antara aparat Polri vs masyarakat, sehingga kami diperintahkan untuk tetap berada di Ibukota sampai dengan pelantikan RI-1 dan RI-2.
 
Sambil menunggu waktu pelantikan tanggal 20 Oktober 2019, kami melaksanakan pengamatan udara di seputara Jabodetabek, bahkan sampai Pantai Selatan Jawa Barat di daerah Pangandaran. Selain itu, kami juga melaksanakan patroli perairan di sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa untuk membantu TNI AL dan KKP dalam mengamankan perairan.





Kamis, 12 September 2019

Sang Tokoh Dirgantara itupun akhirnya terbang tinggi

Sore menjelang malam, tanggal 11 September 2019, HP saya mulai berbunyi berkali-kali. Notifikasi pesan masuk yang cukup masif, baik personal maupun di grup, menandakan pentingnya berita yang beredar.

Ya, kabar duka kembali menyelimuti Indonesia. Bangsa ini kehilangan seorang tokoh revolusioner yang mungkin hingga kini belum ada gantinya.

Presiden ke-3 Republik Indonesia, mantan Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Ketua BPPT, Prof. Dr. Ing. DR. Sc. h. c. (Mult) Bacharuddin Jusuf Habibie, telah pergi menghadap Sang Maha Kuasa.

Tak perlu diceritakan tentang almarhum, tentang sepak terjangnya yang unik, tentang semua karyanya, dan tentang semua yang telah diperbuatnya untuk negeri ini. Semua sudah tahu, dan sudah banyak yang menulis tentang hal itu. Tinggal kita meneladani dan meneruskan apa yang menjadi cita-cita beliau untuk negeri ini, terutama industri dirgantara.

-------------------------------------------------------------------------

Tersebutlah seorang Perwira TNI AU, Fajar Elang Dirgantara, anak seorang pensiunan BUMN yang dulu bernama IPTN. Dinamakan demikian sebab sang ayah berharap anaknya dapat menjadi cahaya bagi sekitarnya dan  melanglang buana laksana elang, sebagai penerus ayahnya yang hanya pegawai biasa di tempat yang luar biasa.

Seiring berjalannya waktu, Dirga (panggilan kecilnya) tumbuh dan berkembang menjadi pemuda yang pintar dan supel. Ia beruntung dapat masuk ke Akademi Angkatan Udara dan melanjutkan ke Sekolah Penerbang TNI AU hingga lulus menjadi seorang penerbang TNI AU yang mengawaki pesawat C-130 Hercules.

Suatu hari, ia ditugaskan untuk mengecek kesiapan pesawat yang baru selesai menjalani perawatan, sebelum diterbangkan kembali ke homebase.

Di sela-sela kesibukannya setelah melaksanakan tes flight, ia teringat kenangan masa kecilnya di seberang landasan Husein Sastranegara, tempat di mana ia sering diajak oleh ayahnya yang seorang mekanik pesawat, bermain sambil belajar hingga akhirnya rasa cinta terhadap kedirgantaraan mulai tumbuh di hatinya.

Diliriknya arloji di tangan kanannya, masih siang dan ada waktu untuk bernostalgia, pikirnya. Iapun bergegas menuju hanggar IPTN (sekarang PT. DI) yang terletak tidak jauh dari tempat pemeliharaan pesawat yang sedang diceknya. Setelah memarkir mobil di samping hanggar, ia bergegas ke pos jaga, memberikan tanda pengenal dan menggantinya dengan pass ring kunjungan. Dengan langkah pasti, ia melangkah masuk ke dalam hanggar yang cukup besar itu. Matanya langsung tertuju kepada sebuah pesawat berwarna putih bergaris biru, yang memiliki marking di sepanjang badannya, bertuliskan N-250, dan sebuah nama di bagian depannya yang bertuliskan "Gatotkaca".

Dihampirinya pesawat tersebut, tangannya menyentuh lembut hidung pesawat yang bersih dan terawat itu, kemudian menyusuri lekukannya hingga ke bagian belakang seiring dengan kenangan yang satu persatu melintas di kepalanya. Kenangan tentang betapa bangganya sang ayah bercerita tentang pesawat tersebut, pesawat yang oleh ayahnya disebut sebagai wujud keajaiban putra bangsa Indonesia. Pesawat yang pernah terbang dan mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional, pesawat yang mengilhami dirinya untuk memberikan nama Fajar Putra Dirgantara kepada putra pertamanya dengan harapan yang teramat besar.

Selang beberapa waktu, lamunan tentang kenangan masa kecilnya dibuyarkan oleh kedatangan seorang lelaki berperawakan tegap yang mengenakan jas dan berkacamata hitam. Lelaki itu tersenyum dan kemudian menghampiri  Dirga yang mengenakan Coverall terbangnya. Setelah menghormat, ia melaporkan identitasnya sebagai anggota Paspampres yang sedang mengawal dan mengamankan area hanggar. Tak lama, sesosok lelaki yang sangat dikenal Dirga memasuki hanggar, dialah Pak Habibie, Presiden ke-3 RI, tokoh yang selama ini posternya tertempel di pintu kamarnya sebagai motivasi dalam belajar, tokoh yang selama ini dielu-elukan ayahnya sebagai manusia ajaib, tokoh yang telah menghasilkan banyak karya dan sumbangan terhadap perkembangan industri dirgantara RI.

Beliau menghampiri Dirga, menyalami sambil tersenyum seraya berkata "kamu suka pesawat ini?".

Dirga yang masih diliputi kekagetan dan kekaguman hanya bisa menjawab "Siap, Bapak".

Beliau kemudian berjalan ke arah bagian depan pesawat, menyentuh hidung pesawat dan menyusuri lekukannya hingga ke bagian belakang, sama persis seperti yang dilakukan Dirga. Hanya saja, beliau melakukannya dengan perasaan yang begitu mendalam, seperti halnya seorang ayah memperlakukan anak kesayangannya, mengusap dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Dirga dan pengawal Pak Habibie sedikit menjauh, seakan mengerti suasana yang sedang berlangsung. Suasana yang diliputi keharuan saat sang ayah bertemu anaknya dan melepas kerinduan setelah sekian lama berpisah.

Tak lama berselang, beliau menghampiri Dirga, tersenyum dan berkata, "saya titipkan pesawat ini pada kalian. Terbangkan dia. Tidak hanya di Benua Maritim Indonesia, terbangkan dia hingga ke seluruh dunia. Kita bisa mewujudkannya."

Setelah itu, beliaupun pamit pergi.

-------------------------------------------------------------------------

Surabaya, 12 September 2019.

Dalam keharuan yang mendalam setelah selesai melaksanakan misi penerbangan dalam rangka Latgab TNI "Dharma Yudha" 2019.

Selamat jalan, Eyang. Terbanglah tinggi bersama Sang Gatotkaca. Kami akan meneruskan baktimu untuk kemajuan dirgantara Indonesia.

Selasa, 11 Juni 2019

KEMBALINYA SANG PUTRA ZEUS KESARANG RAJAWALI

 

 

            Setelah hampir memakan waktu sekitar 18 bulan, akhirnya selesai juga proses PDM (Program Depot Maintenance) pesawat A-1323 yang dilaksanakan oleh ARINC, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat yang bermarkas di Oklahoma City, Oklahoma, bersamaan dengan keluarnya surat perintah KASAU tanggal 1 Februari 2012 kepada Letkol Pnb Eko Sujatmiko selaku Komandan Skadron Udara 31 / Mission Commander bersama 16 orang crew untuk berangkat ke Oklahoma guna melaksanakan Acceptance Check Flight dan dilanjutkan Ferry Flight A-1323 kembali ke Indonesia.

            Kami beserta awak pesawat lain yang memang sudah menunggu sejak lama karena adanya beberapa kali penundaan keberangkatan segera mempersiapkan diri. Perlengkapan pribadi maupun perlengkapan crew pesawat kembali dicross check dan dipastikan kesiapannya untuk keberangkatan. Kami terbagi menjadi dua gelombang keberangkatan, gelombang pertama sembilan crew menggunakan Nippon Airways yang berangkat pada pukul 21.15 WIB menuju Narita, Tokyo kemudian dilanjutkan menggunakan American Airways menuju Chicago sebelum ke Oklahoma City, Sedangkan gelombang kedua sejumlah delapan crew berangkat pukul 22.15 WIB menggunakan Japan Airlines menuju Narita, Tokyo dan dilanjutkan menggunakan American Airways menuju Dallas, Texas dan dilanjutkan menuju Oklahoma City.

            Bagi sebagian crew, perjalanan sebagai penumpang pesawat dengan waktu tempuh tujuh jam menuju Tokyo dan dua belas jam menuju Chicago dan Dallas mungkin menjadi pengalaman pertama, sehingga banyak yang mengalami jetlag setelah tiba di Oklahoma. Banyak juga kejadian-kejadian lucu yang mengundang tawa kami selama perjalanan, mulai dari praktek bahasa isyarat antara crew kami yang kurang memahami bahasa Inggris dengan petugas bandara yang juga hanya bisa berbicara bahasa Spanyol, hingga pemilihan menu makanan dimana salah seorang crew setelah diberikan pilihan menu antara seafood, noodles dan  pork with rice oleh pramugari akhirnya memilih pork with rice dengan asumsi kata “rice” yang berarti nasi, namun setelah tahu bahwa yang dimakannya adalah nasi campur olahan daging babi, ia terdiam sesaat sebelum akhirnya memilih tidur kembali dengan pikiran yang bergejolak. Keesokan harinya tanggal 3 Februari, kamipun tiba di Bandara Internasional Will Roger Oklahoma City, Oklahoma. Kami dijemput oleh Mayor Tek Araad Taufik sebagai perwakilan Perwira Tehnik yang memonitor perkembangan PDM di ARINC serta Mr. Paul Mc Kenzy sebagai perwakilan dari ARINC. Kamipun melanjutkan perjalanan ke Madhuson Hotel tempat kami menginap di jantung kota Oklahoma City untuk beristirahat. Kegiatan resmi baru dilaksanakan tanggal 6 Februari 2012, sehingga kami memiliki waktu dua hari untuk berkeliling kota dan melihat tempat-tempat menarik di sana walaupun suhu yang cukup dingin dengan rata-rata tiga sampai tujuh derajat celcius tidak menyurutkan antusiasme kami untuk berkeliling kota mengingat pengalaman seperti ini belum tentu akan kami dapatkan lagi.

            Hari Senin, 6 Februari 2012 kami memulai kegiatan resmi di ARINC. Diawali dengan welcome brief dari pihak ARINC oleh Mr. Paul Mc Kenzy dan dilanjutkan dari perwakilan US Government oleh Mr. David Wilson. Setelah selesai melaksanakan briefing, kami menuju ke pesawat yang masih berada di dalam hangar, kesan pertama yang kami rasakan terhadap pesawat A-1323 begitu mempesona, cat yang baru dan mengkilap serta beberapa bagian pesawat yang terlihat masih baru karena memang dilaksanakan penggantian komponen. Kegiatan dilanjutkan dengan pengecekan administrasi dan daftar penggantian komponen pesawat serta hal-hal yang berkaitan dengan program maintenance pesawat selama berada di Oklahoma.

            Keesokan harinya kami mulai melaksanakan acceptance check flight. Sebenarnya acceptance check flight sama dengan test flight yang biasa dilaksanakan setelah dilaksanakannya maintenance pesawat, istilah tersebut digunakan apabila maintenance pesawat dan penggantian komponen murni dilaksanakan oleh pihak luar, dalam hal ini ARINC yang memang sudah berdasarkan agreement antara pemerintah RI dalam hal ini TNI AU sebagai operator dan pemerintah Amerika. ACF dilaksanakan selama dua hari tanggal 7 dan 9 Februari 2012 dari rencana awal tanggal 7 dan 8 Februari 2012 dikarenakan adanya kendala cuaca yang mencapai suhu minus dua derajat celcius dan visibility yang hanya mencapai 2000m.

            Hari Jumat, 10 Februari 2012, setelah melaksanakan pre flight check dan pengecekan serta menyelesaikan administrasi dan dokumentasi pesawat, kami melaksanakan persiapan ferry flight untuk membawa pesawat A-1323 kembali ke Indonesia. Satu persatu propeller pesawat mulai berputar diiringi deru mesin yang makin menumbuhkan kebanggaan kami, rasa haru dan bangga juga tersirat dari wajah para personel dan staff ARINC mengingat selama kurang lebih 18 bulan pesawat berada dalam perawatan mereka, serta ikatan emosional yang terjalin walaupun hanya satu minggu kami berada di sana. Kerjasama dan saling bahu membahu antara personel ARINC dan crew pesawat selama pelaksanaan ACF hingga penyelesaian trobelshooting pesawat menjadikan rasa berat hati untuk melepas kepergian kami. Home flight A-1323 direncanakan menempuh enam hari perjalanan dengan rute Oklahoma – Trafis AFB – Hickam AFB – Wake Island – Guam – Biak – Halim.

            Hari pertama kami menempuh rute Oklahoma – Trafis AFB, California selama lebih kurang lima jam, dilanjutkan keesokan harinya dengan rute Trafis AFB – Hickam AFB, Honolulu selama lebih kurang delapan jam. Di Honolulu kami sempat tertahan selama dua hari karena ijin mendarat di Wake Island belum keluar hingga akhirnya kami memutuskan untuk merubah rute perjalanan melewati Bucholdz, sebuah pulau atol yang terletak di gugusan Marshall Island di tengah Samudera Pasifik. Bucholdz merupakan pangkalan militer yang dioperasikan oleh US Army dan konon merupakan pangkalan rudal antar benua yang dijadikan sebagai titik awal pertahanan militer US. Perjalanan dari Honolulu menuju Bucholdz juga termasuk istimewa mengingat kami melewati International Date Line atau garis tanggal internasional sehingga walaupun perbedaan waktu dengan Honolulu hanya selisih dua jam, saat kami berangkat dari Honolulu pada tanggal 14 Februari 2012, kami tiba di Bucholdz “keesokan hari” pada tanggal 15 Februari 2012. Setelah beristirahat satu malam, keesokan harinya kami melanjutkan penerbangan langsung menuju Biak menempuh waktu selama delapan jam perjalanan. Penerbangan kami lanjutkan menuju Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun untuk melaksanakan short stop dan refuel serta melaksanakan sholat jumat bagi yang beragama muslim.

Akhirnya tepat pada pukul 14.15 WIB, roda pesawat menyentuh landas pacu Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, pesawat melaksanakan taxi in menuju taxi way Delta dan parkir di depan Base Ops Lanud, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat didampingi para asisten, Pangkoopsau I Marsda TNI Sunaryo dan Komandan Lanud Halim Marsma TNI Asep Adang Supriadi menyambut kedatangan kami dan langsung meninjau pesawat. Beliau mengucapkan rasa terima kasih dan rasa bangga atas keberhasilan misi ferry flight A-1323 dari Oklahoma hingga selamat tiba di Halim. Rasa bangga juga terpancar dari wajah para prajurit rajawali yang telah berhasil melaksanakan tugas dengan baik dan lancar membawa kembali salah satu putra dewa Zeus kembali ke sarang rajawali untuk menambah kekuatan Skadron Udara 31.

 

Mayor Pnb Kamto Adi Saputra

 

 

 

 

Kamis, 25 April 2019

Me-review usia

Terbangun sekitar pukul 03:30 pagi, setelah malam sebelumnya dihajar "hot pot" bersama rekan sejawat yang sama-sama melaksanakan pendidikan di AFCC PLA-AF, China.

Kebetulan minggu ini kami melaksanakan study tour ke wilayah Barat Daya China, yaitu Xi'an, Chengdu dan Tong Cheng sebagai bagian dari program pendidikan, yaitu mengenalkan budaya, pola pikir dan tradisi kehidupan masyarakat China.

Di usia yang menginjak angka 38 ini, saya masih dan akan terus berpikir, apa yang sudah saya berikan bagi agama, bangsa & NKRI yg saya cintai ini? Begitu banyak kesempatan yang diberikan untuk menambah pengetahuan & pengalaman saya untuk dijadikan bekal meniti karir sebagai prajurit TNI AU, namun di sisi lain masih banyak hal yang harus saya pelajari, tingkatkan dan perdalam untuk menjadi seorang prajurit yg profesional.

Soal pencapaian, saya tidak berani sombong. Apalah saya yg sederhana ini dibandingkan anak-anak milenial yang bahkan masih umur 20an tahun sudah bisa memiliki rumah dan mobil pribadi. Saya sudah sangat mensyukuri apa yang saya perolah dan capai hingga saat ini, seperti yang dikatakan zodiak Taurus, tak perlu terlalu berambisi untuk menjadi nomor satu, yang penting memahami dan mengerti semua serta tidak berada di urutan terakhir. Karir, pendidikan, keluarga dan hal lain yang alhamdulillah selalu lancar bagi saya sudah lebih dari cukup dari apa yang saya capai selama ini. Meskipun sesekali ada hambatan dan rintangan, saya anggap itu sebagai "anak hiu di penampungan ikan troats", agar kita selalu bergerak dinamis dan berusaha. Hidup tidak akan bermakna jika selalu lancar-lancar saja.

Orang tua saya selalu mengingatkan untuk senantiasa "melihat ke bawah" agar selalu bersyukur. Sesekali bolehlah melihat ke atas untuk menciptakan mimpi dan cita-cita yang menjadi tujuan kita, agar kita senantiasa memiliki "life goal" sebagai inspirasi dan motivasi dalam berkarya dan bekerja. 

Akhirnya, mengutip sebuah ayat dari Al-Qur'an, surat Al-Fatir ayat 11:
------------------
وَاللَّهُ خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا ۚ وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ ۚ وَمَا يُعَمَّرُ مِن مُّعَمَّرٍ وَلَا يُنقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.

Dan sesungguhnya umur seseorang sudah ditetapkan di Lauh Mahfuzh. Umur tidak pernah menggambarkan kebijaksanaan hati dan pemikiran, umur itu sekadar menggambarkan bertambah tuanya seorang manusia. Manusia yg berhasil adalah yg semakin bijak seiring bertambahnya usia.


Selamat ulang tahun...



Teng Chong, 26-4-2019

Rabu, 17 April 2019

Pesta Demokrasi NKRI 2019

14 April 2019
 
Pukul 08:00 waktu Beijing
 
Pagi ini saya bersama rekan-rekan siswa mancanegara melaksanakan tes HSK-2, atau semacam “TOEFL” untuk Bahasa Mandarin sebagai salah satu syarat melanjutkan program S-2 di China. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ tes berjalan dengan aman dan lancar, tinggal menunggu hasilnya bulan depan, semoga sesuai dengan harapan.
 
 
 
Pukul 14:00 waktu Beijing
 
Siang hari saya mengantar istri ke KBRI Beijing untuk menunaikan salah satu haknya sebagai warga negara, yaitu melaksanakan pemilihan serentak yang terdiri dari pemilihan Presiden RI dan pemilihan anggota DPR RI. Suatu hak yang juga sebetulnya diberikan kepada saya, namun sebagai anggota TNI sesuai UU dan aturan lainnya, saya menggunakan hak pilih saya untuk tidak memilih alias “NETRAL”.
 
Sebagai anggota TNI tentunya mewajibkan saya untuk tidak ikut campur dalam hal apapun yang berkaitan dengan pesta demokrasi ini. Satu hal yang bisa dilakukan hanyalah ikut mengamankan jalannya pemilu ini agar berlangsung dengan aman, jujur, bebas dan rahasia. Namun sebagai seorang praktisi militer dan seorang akademisi, tidak ada salahnya untuk ikut menyimak proses kompetisi pilpres yang menurut saya cukup menakjubkan ini. Masing-masing paslon dengan tim suksesnya melakukan berbagai strategi untuk kemenangan pihaknya, baik melalui press conference, media sosial hingga ceramah dan cara lain yang tentunya bertujuan untuk meningkatkan elektabilitas.
 
 
 
17 April 2019
 
Hari ini rakyat Indonesia melaksanakan pesta demokrasi dalam negeri. Yup, hari ini pilpress dan pileg dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia dengan segala masalah, hambatan, rintangan serta kejadian lucu lainnya yang kerap timbul setiap kali kita melaksanakan pesta demokrasi, mulai dari “serangan fajar”, intimidasi, surat suara yang sudah tercoblos, sampai dengan pihak-pihak yang harusnya netral seperti KPU, Bawaslu dan pihak lain, tapi dengan jelas mendukung pihak tertentu.
 
Pesta telah usai, apapun nanti hasilnya, itu adalah suara Rakyat Indonesia. Marilah kita kembali bersatu, bahu-membahu membangun negeri tercinta kita dengan segenap tenaga yang kita punya.
 
Ketetapan Allah SWT itu nyata dan sudah tertulis di Lauful Mahfuz apapun hasilnya. Tinggal kita mau menerima atau tidak, dan pastinya apa yang terjadi dalam kehidupan ini adalah karena suatu alasan, apapun itu.
 
Terima kasih rekan, sahabat dan semua yang berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini, terima kasih telah menjaga ketertiban dan keamanan selama prosesnya. Mari kita tunggu hasilnya bersama, yang menang jangan jumawa, yang kalah tetap berdiri tegak bersama. 
 
 
Beijing, 17 April 2019